Anzara - 6

2.1K 106 5
                                    

Pagi ini Tiara sedang berlari pagi bersama Abangnya. Biasanya jika pagi ini ia pasti memilih bergulung dibawah selimut. Namun karna paksaan dan sogokan dari Abangnya akhirnya Tiara pun ikut menemani sang Abang berlari pagi. baru dua kali mereka berlari mengelilingi kompleks, Tiara sudah terngah-engah karena sudah lelah. Rasanya ia ingin segera balik ke rumah dan berleha-leha di kamarnya.

Tiara menggerutu sebal karena sedari tadi Abangnya hanya cuek terhadap dirinya. Terlintas ide jahil dari otak Tiara, ia tersenyum kecil menatap sang Abang yang dengan santai. Perlahan-lahan Tiara melangkah mundur, Meninggalkan Abangnya. Setelah melihat Abangnya yang terus berlari dan masih tidak menyadari jika dirinya ingin kabur. Tanpa babibu lagi, Tiara langsung menghadap kebelakang dan....

Bruk!

"Duh jidat gue anjir."umpat Tiara seraya mengelus elus jidatnya. Tiara mendongakkan kepalanya dan dapat ia lihat seorang pria yang berdiri seraya menatapnya dengan intens.

"M-maf kak, gue gak liat."
Baru saja Tiara ingin berbalik, tangannya langsung dicekal oleh pria itu.

"Temenin gue." Ucap pria itu dan langsung menarik pergelangan tangannya Tiara.

"Eh! Mau kemana kak?" Gue mau pulang." Anrez dengan sengaja menulikan idra pendengarannya dan tak menggubris ucapan Tiara.

"Duduk." Ujar Anrez menuntut dan Tira pun hanya menurut.

"Mas, pesen bubur sama teh hangat dua."

"Siap!" Balas sang penjual bubur.

Anrez? Mungkin dari kalian tak tahu jika pria itu sudah berada di rumah Tiara dan ingin mengajak Tiara jalan, namun yang ia lihat malah Tiara bersama dengan kakaknya. Dengan sengaja, ia terus mengikuti keduanya, dan sedikit berencana.. Menculik Tiara.

Sambil menunggu bubur datang Anrez memainkan ponselnya. Sedangkan Tiara Hanya diam menunduk seraya memainkan jari-jemari tangannya. Ia sangat bosan, ia mendongak dengan sedikit kesal, menatap Anrez yang sedang memainkan ponselnya.

"Ekhem! Kak Anrez ngapain ngajak gue ke sini?"

Anrez pun mengalihkan pandangannya, menatap Tiara. "Makan lah!"

"Iya tau! Tapi kenapa ngajaknya gue?" Tiara menatap sebal Anrez.

"Nggak tau, pengen aja." Tiara menggeram, dan ingin membalas ucapan Anrez, namun sang penjual datang dan membuat Tiara menghentikan ucapannya.

"Ini pesanannya." Sang penjual menaruh dua piring ke meja.

"Maka, Mas." Ucap Tiara, tersenyum manis.

"Iya neng." balas penjual dan pergi.

"Eum.. Gue mau nanya kak."

"Nanti aja, makan dulu." Sela Anrez dan mulai memakan buburnya. Tiara menghela nafas dan ikut memakan lahap buburnya.

Selesai memakan, Anrez pun langsung mengantar Tiara pulang. Awalnya ia masih ingin mengajak ke suatu tempat tapi ia urungkan karna Tiara kelihatan sangat lelah.

Suara deringan telpon membuat pergerakan Anrez yang ingin menaiki motor ia urungkan, ia mengambil ponselnya dan tertera nomor yang ia tak kenali. Namun, Anrez tetap mengangkatnya karena penasaran.

"Siapa?

".... Datang ke sirkuit malam ini!"

Sambungan terputus.

Anrez mengepalkan tangannya menahan emosi yang ingin sekali meledak ledak. Ia kenal siapa yang menelponnya itu. Dengan cepat ia langsung menaiki motornya dan melesat pergi menuju ke markas Dragon.

                          ****
Setelah Anrez mengantarkan pulang Tiara langsung masuk ke dalam rumahnya, sepi. Itu yang dirasakan Tiara saat memasuki rumahnya. Ntah ada urusan apa kedua orang tua Tiara sama sekali tak terlihat. Baru saja ia melangkah menuju tangga ia dikejutkan dengan suara Abangnya.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang