Anzara - 17

1K 75 6
                                    

Karena ini hari Minggu yang dimana sekolah libur, pagi seperti ini rencananya Anrez akan menghabiskan waktunya untuk tidur seharian. Namun sepertinya Anrez rencananya gagal karena tiba-tiba Anrez kedatangan tamu yang tidak di undang. Verel, Hariz, dan Riza. Dengan tampang tak berdosanya mereka membangunkan Anrez dengan cara menyipratkan air, dan berteriak sembari bernyanyi. Mungkin jika bukan Sahabatnya pasti Anrez akan segera menenggelamkan mereka di kolam renang rumahnya.

Mu tidak mau Anrez akhirnya bangun dan segera mandi. Setelah mandi ia menatap sahabatnya yang sedang duduk di sofa yang di sediakan di kamarnya. Bagaimana bisa sahabatnya itu datang ke rumahnya pada pukul 08.30. Dan yang bikin jengkel Anrez adalah Verel yang seenaknya menghambur-hamburkan barang-barang Anrez.

"Ngapain Lo pada ke sini?" tanya Anrez dengan sinis.

"Main lah, ya kali mancing." Jawab Hariz ngegas.

Drrt drrt drrt

Semua nampak menatap ke arah Riza. Sedangkan Riza hanya memasang wajah datar. Ia berdiri dan berjalan keluar dari kamar Anrez.

Tak lama kemudian Riza balik dengan wajah yang masih sama, datar.

"Siapa, Za?" tanya Verel.

"Reno mau balik."

"Ha? Balik kemana maksud lu?" Sahut Hariz dengan Tampang kagetnya.

"Ke Indonesia bego!" Ketus Riza.

"Wah anjir akhirnya tuh anak balik juga." Kini Verel yang berteriak.

"Kapan, Za?" Anrez bersuara.

"Nggak tau, dia masih ngurus sesuatu dulu baru balik."

Setelah itu hening. Mereka kembali asik dengan dunianya. Anrez dan Riza yang asik main among. Verel dan Hariz yang sedang main catur.

"Bangsat Lo curang anjing!" Maki Hariz kesal. Verel hanya tersenyum penuh kemenangan.

"Sesuai janji lu ya, yang kalah traktir makanan." Timpal Verel.

Hariz pun hanya pasrah." Makan dimana? Yang murah-murah ya, jangan buat gue jatuh miskin mendadak loh." Ujarnya.

"Eum nggak tau. Rez tempat lu tadi malam dinner sama bonyok dimana?" tanya Verel.

"Gue lupa namanya, tapi jalannya masih ingat."

"Kenapa emang?" lanjut Anrez bertanya.

"Hariz mau traktir ujarnya." Hariz melotot kaget.

"Oh skuy! Sekali-kali lah Lo traktir kita Riz." Setelah itu Anrez berjalan keluar di ikuti Riza dan Verel, Verel melirik sekilas dan tersenyum mengejek ke arah Hariz. Hariz hanya mendengus dan mengikuti mereka.

 
                         ****

"Alhamdulilah kenyang juga."
Ucap Verel seraya menepuk-nepuk perutnya  pelan.

Hariz menatap kesal Verel yang sekarang menyengir lebar.

"Untung teman." Gumam Hariz kecil.

Mereka asik berbincang entah apa yang mereka bicarakan. Hariz nampak mengedarkan pandangannya berharap mungkin ada cecan yang bisa ia Embat. Namun pandangannya berhenti tepat di meja pojok. Ia memicingkan matanya sejenak, setelah tau siapa di sana ia segera mengalihkan pandangannya ke Anrez.

"Lo liatian siapa Riz? Kok kayak kaget gitu?" Sahut Verel bertanya seraya mengikuti tatapan Hariz. Verel langsung terkejut dan ikut menatap Anrez.

Anrez dan Riza mengernyitkan dahinya bingung, ia menatap keduanya seolah meminta penjelasan. Saat Anrez dan Riza ingin menghadap ke belakang, Verel dan Hariz langsung berucap sedikit keras.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang