Anzara - 23

1K 63 5
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Namun Tiara masih berada di dalam kelas sembari menyusun buku-bukunya. Naimma? Sudah pulang sejak bel berbunyi, karena sopirnya sudah menunggu, Natasha? Ia membawa motor jadi temannya itu juga pulang duluan.

"Pulpen udah, buku udah apalagi ya..." Gumam Tiara kecil sambil mengambsen buku-buku yang akan ia masukkan dalam tas.

"Kayaknya buku nggak usah deh, berat." Gumamnya lagi.

Tiara menaruh sebagain buku-bukunya kembali ke dalam laci mejanya. Ia mengerutkan keningnya ketika merasa seperti ada yang mengganjal di dalam lacinya. Tiara langsung berjongkok untuk melihat isi dalam lacinya.

"Bunga? Siapa yang kasih ya?" Tiara segera membuka surat yang ada di selipan bunga mawar itu. Sebenarnya Tiara sangat menyukai bunga mawar. Namun, ia tidak tau siapa yang memberinya, bisa saja dari teman lelakinya.

                           ****

Tiara langsung melempar kertas dan bunga itu. Ia memegang dadanya yang kembali sesak. Ingatan itu muncul lagi, kebersamaan mereka, semua langsung terjatuh seketika. Tanpa peringatan, air matanya juga ikut meluruh diikuti Isak tangisnya.

"Nggak. Ini nggak mungkin.
Tenang Ra. Ini cuma orang iseng kok." Tiara bangkit dan menyeka kedua air matanya.

Ia segera mengambil bunga dan kertas yang ia lempar. Di masukkannya bunga itu kedalam lacinya dan juga memasukkan kertas itu ke dalam tasnya. Setelah itu Tiara segera buru-buru keluar dari kelas.

Tanpa sadar ia melewati Anrez yang tengah berada di depan kelasnya seraya bersedekap dada. Anrez menaikkan kedua alisnya bingung. Ia segera berlari mengejar Tiara. Tiara tersentak kaget saat sebuah tangan kekar bertengger di bahunya.

"Kamu kenapa?" Tanya Anrez

Tiara bernafas lega, "Nggak papa. Ayo pulang."

"Ciee ngajakin pulang nie..." Goda Anrez sambil menoel-noel dagu Tiara.

Tiara segera menepis tangan Anrez, "Apaan sih! Udah ah aku mau pulang."

"Eits bareng aku dong!" Setelah itu Anrez segera menarik tangannya untuk menuju parkiran.

"Tiara!" teriak seorang pria. Tiara dan Anrez kompak langsung berbalik.

Anrez mengubah raut wajahnya menjadi datar. Ia menatap pria yang berani-beraninya memanggil kekasihnya. Ia segera merangkul erat pinggang gadisnya dengan posesif.

"Kenapa, Van?" Tanya Tiara begitu melihat teman sekelasnya___ Nevan.

"Kerja kelompok kita kayak apa? Tadi gue udah nyuruh Lo nunggu gue dulu. Eh malah pergi lagi." Dengus Nevan. Ia tidak menyadari jika Anrez kini tengah menatapnya tajam.

Tiara menepuk jidatnya, "Ah iya gue lupa lagi, Van gimana kalo ntar malam aja? Ke cafe yang biasanya kita nongkrong." Ujar Tiara.

"Nggak boleh!" Sela Anrez dengan suara datarnya.

Nevan dan Tiara segera menatap Anrez. Nevan tersenyum canggung sedangkan Tiara menatap kesal Anrez.

"Cuma kerja kelompok kak." Ucap Tiara dengan kesal.

"Aku nggak ijinin!"

"Aku nggak minta ijin kamu juga. Diijinin atau Nggak, aku tetap kerja kelompok." Tegas Tiara. Tiara meringis ketika Anrez semakin mengcengkram kuat pinggangnya.

Tiara yakin setelah ini mungkin Anrez akan membentaknya habis-habisan. Tapi biarlah kali ini Tiara melawan. Semuanya ia lakukan demi tugas.

"Eum Ra.... Gue pulang aja dulu ya. Ntar kabarin jadi kalo jadi." Sahut Nevan. Setelah itu ia langsung pergi.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang