Anzara - 51 {END}

2.5K 84 6
                                    

5 hari kemudian....

Tepatnya hari Minggu ini, Anrez dan sahabatnya akan kembali menjenguk Verel. Selama tiga hari Verel berada dirumah sakit karena ia masih harus memulihkan dirinya. Terkadang Naimma selalu menemaninya saat pulang sekolah. Entah mereka semua tak tahu sebenarnya hubungan keduanya. Tapi bisa dibilang mereka hanya sekedar sahabat.

Skip!

Anrez datang ke rumah sakit bersama Tiara tentunya. Natasha dan Gebby juga ikut. Oh iya tentang Gebby, kini ia sudah bersekolah di SMA TRISAKTI BANGSA juga. Dulu saat ia bersama Aska, dia hanya bisa belajar dari guru pendamping yang dibawa Aska. Dulu saat kejadian tabrakan, Gebby sempat koma dan lupa ingatan. Setelah hampir 4 bulan, barulah ia mengingat semuanya. Namun ia tetap diam dan tak berbicara pada Aska.

Tapi lama-lama kemudian, Aska pun mengetahui itu dan mulai mengurung Gebby di markasnya. Ia bahkan tak memperbolehkan Gebby keluar dari markas lagi. ya alasannya simpel, ia tak mau Tiara dan yang lain tahu jika Aska lah yang menyembunyikan Gebby.

Cklek!

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam, bawa pesanan gue nggak?" Tanya Verel dengan berbinar.

"Bawa, nih! Cepet Sembuh ya kak." Ujar Tiara seraya tersenyum.

Anrez mendengus dan segera merengkuh bahu gadisnya untuk duduk. Naimma dan yang lain sudah berada di sini, mereka akan kembali membahas masalah Riza.

"Za, cerita," bisik Natasha.

Riza mengangguk dan menghela nafas. "Gue minta maaf sama kalian karena udah jadi penghianat di Dragon."

Perhatian mereka pun langsung tertuju pada Riza. Verel yang tengah asik menyemil pun ikut menoleh dengan bingung.

"Penghianat?" Tanya Verel bingung.

"Anggap aja gitu. Gue masuk ke Dragon bukan karena bang Aska yang nyuruh. Itu kemauan gue sendiri. Tapi seiring berjalannya waktu Alaskar pada nggak suka sama kehadiran gue. Mereka juga nganggap gue sebagai Penghianat. Kecuali bang Aska."

"Gue memang bukan anggota resmi Alaskar. Tapi gue seneng berada dilingkungan mereka. Dan disisi lain gue juga seneng sama kalian dan gak mau ngehianatin. Kalian. Gue tulus berteman sama kalian. Terserah sekarang kalian mau anggap gue apa."

Hening.

Sampai akhirnya Anrez berdehem, "gue nggak anggap Lo penghianat tapi gue rasa cara Lo salah."

Riza mengangguk, "gue tau. Gue cuma mau nyampain ini aja biar kalian tahu hal yang sebenarnya.
Mungkin, setelah ini gue bakal cabut dari Dragon."

Hariz melotot kaget, ia memang tahu jika Riza salah. Tapi untuk apa ia keluar? Bahkan Hariz selalu memaafkannya.

"Nggak usah bercanda deh, ngapain coba keluar?" Tanya Hariz.

"Sebagai penebus kesalahan gue." Ujar Riza.

"Yaelah Za, nggak pa-pa kali. Kita ngertiin kok. Tapi nggak usah pake keluar segala lah. Inget kita udah hampir 3 tahun sama-sama Dragon. Masa iya Lo mau lupain kenangan kita? Emang Lo bisa lupain semuanya?"

Riza terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Verel. Sangat susah melupakan kenangannya bersama Dragon. Apalagi bersama sahabatnya.

"Za, pikirin baik-baik keputusan Lo. Kita selalu maafin dan Nerima Lo kembali ke Dragon kok. Ingat semboyan kita hingga maut memisahkan kita." Sahut Reno.

Anrez menepuk bahu Riza, "kita maafin Lo Za. Asal Lo nggak ngulang Kejadian ini lagi. Lo tau kan kejadian kemarin benar-benar jadi besar banget?"

Riza mengangguk dan tersenyum tipis, "Thanks udah mau maafin penghianat kayak gue. Gue bakal sama Dragon tetap kok."

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang