Anzara - 33

956 61 3
                                    

Keesokan harinya, Anrez benar-benar dibuat kalang kabut sekaligus marah saat mengetahui jika Tiara tidak ada di kamar tamu. Ia sampai mengumpulkan para maid dan bodyguard yang berjaga tadi malam. Ia benar-benar murka yang membuat satu mansion heboh. Padahal seharusnya ia harus bersekolah, dengan seragam acak-acakan dan rambut yang basah, ia berlari kebawah saat jam menunjukkan pukul 6.10. lalu memarahi seluruh orang mansion dengan keras.

"Ada apa ini?" Suara Bariton yang dipastikan Adalah Rivano.

Anrez menoleh, deru nafasnya tidak teratur, ia masih marah dengan para maid dan bodyguard yang menjaga semalaman.

"Ara hilang."

Rivano hanya mengibaskan tangannya seolah-olah menyuruh semuanya pergi. Lalu setelah kepergian para maid dan bodyguard itu, ia segera menatap sang anak dengan datar.

"Dia tidak hilang. Tadi subuh dia pulang ke rumahnya."

Anrez menggeram marah, "Terus Papa biarin aja gitu dia pergi sendirian?" Rivano Hanya mengangguk.

"ANREZ!" Panggil sang Mamah dari arah dapur.

Anrez segera meninggalkan Papanya dan menghampiri sang Mama, "Kenapa Ma?"

"Ayo sarapan dulu. Nanti telat lho sekolahnya." Ucap Raina seraya pergi ke meja makan diikuti Anrez.

"Nggak sempat Ma. Anrez pergi dulu ya." Ucap Anrez seraya mengecup pipi sang Mamah. Setelah itu Anrez segera pergi ke garasi rumahnya dan menggunakan motor sportnya menuju sekolahnya.

Butuh waktu lama karena saat itu Jalanan macet, Anrez Hanya membawa kendaraan dengan santai. Sesampainya di sekolah, ia segera memakirkan motornya. Sudah seperti biasa banyak sekali decakan kagum dari para perempuan. Namun Anrez hanya acuh dan terus menatap lurus.

"WOI!" Anrez melirik sekilas dengan malas. Ia yakin jika itu adalah Suara Verel.

"Kantin kuy?" Ajak Verel. Diikuti Hariz dan Reno.

"Males. Lo aja!" Balas Anrez seraya berjalan meninggalkan mereka.

Moodnya saat ini benar-benar buruk apalagi Karena sang gadis yang kabur dari rumahnya. Malah ia tak bilang dulu lagi kepadanya. Ia berjalan memasuki kelas dan melempar tasnya asal. Setelah itu bangkit dan berjalan dengan langkah biasa menuju kelas Tiara.

Ia memasukkan kedua tangannya di saku celananya sembari memasuki kelas Tiara.

"Tiara mana?" Tanya Anrez kepada seorang laki-laki culun yang tengah membawa buku.

Laki-laki itu mendongak dan menggeleng takut. Anrez mendengus dan segera mengendarkan pandangannya namun Tiara sama sekali tidak terlihat.

Setelah itu ia berjalan keluar kelas. Namun saat ia keluar, ia melihat perempuan yang sedang berjalan di koridor berdua.

"Naimma!" Panggil Anrez dengan sedikit keras.

"Eh iya kak? Nyari Tiara ya? Ara belum masuk paling bentar lagi." Jawab Naimma dengan cepat.

Anrez hanya mengangguk dan segera berjalan kembali menuju kelas. Perasaannya mulai tak enak. Ia merasa sedikit ada yang menjanggal. Namun Anrez segera menepis perasaannya itu.

Belum sempat ia berjalan ke kelas. Teriakan Verel membuatnya memberhentikan langkahnya.

"Kenapa?"

Riza tampak sedikit memasang wajah khawatir, "Ada The Vegaz."

Detik itu juga Anrez langsung mengeraskan rahangnya dan segera berjalan cepat. Ia membuka ruang audio system dengan kasar yang membuat guru disitu memekik kaget.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang