Anzara - 8

1.6K 101 3
                                    

"Darimana nih?" Tanya Verel mengamati Anrez yang baru memasuki kelas.

"Toilet." Jawab Anrez singkat. Anrez mengernyitkan dahinya saat melihat bangku yang di duduki Hariz dan Riza kosong.

"Hariz sama Riza kemana?"

Verel mengedikkan bahunya, "nggak tau, tiba-tiba ngilang aja tuh bedua."

"Mungkin aja mereka lagi_Eh itu datang orangnya!" Sambung Verel yang membuat Anrez mengalihkan pandangannya.

"Anjir masa iya tadi si Riza mau grepe-grepe adek kelas." Hariz dengan heboh langsung menduduki bangkunya dan menatap Anrez dan Verel.

Riza mendengus, "sok tau!"

Verel yang mendengar pun langsung berseru heboh, "Demi apa?!" Adek kelas kita yang mana?!" Wah! Parah Lo, Za!"

Lagi. Riza mendengus kesal dan menatap Hariz, "nggak usah nyebar hoak!"

Hariz memicingkan matanya, "Hoak? Beneran kali! Gue liat Lo di taman belakang anjir sama siapa tuh, yang pernah makan dikantin sama_"

"Verel!" Pekik salah satu murid di kelas mereka. Sontak, ketiga pandangannya mereka mengamati Verel yang entah sejak kapan sudah berada di bangku Seseorang gadis dikelasnya.

Verel tertawa keras, setelah berhasil mengerjai Raya_ gadis yang selalu ia ganggu. Seperti saat ini, Verel kembali mengambil cermin yang di pegang Raya_ membuat gadis itu berteriak kesal.
Keduanya memang selalu seperti itu, tak pernah akur dalam hal apapun.

"IH VEREL BALIKIN!"

"Bentar Raya, Gue mau ngaca dulu. Mana tau muka gue berubah makin cakep kayak Lee Minho.

"Bacot! Siniin nggak?!"

"BALIKIN NGGAK! GUE MAU MAKE ANJIR!" lanjut Raya dengan teriakan yang sangat membahana dan cempreng.

RAYA PRAMESWARI, seisi kelas sering menjulukinya cantik-cantik galak, namun ia lebih sering dipanggil Raya.

Prang!

"VEREL KACA GUE PECAH KAN!"
Verel pun langsung berlari menghindari saat Raya ingin memukulnya dengan sapu yang entah sejak kapan ada di genggamannya.

Seisi kelas dibuat tertawa dengan tingkah mereka. Bahkan Riza yang notabenenya dingin pun tampak terkekeh kecil.

"SINI LO SEMPAK GUE!" Teriakan Raya tidak membuat Verel Takut. Justru ia tertawa sambil terus berlari-lari menghindari Raya.

"Udahan dong, gue capek nih." Ujar Verel terngah-engah. Raya nampak tak menghiraukan Verel.

Dengan cepat Raya langsung menghampiri dan ingin melayangkan pukulan di punggung Verel namun usahanya gagal karena dengan cepat Verel menghindarinya.

"TIDAK KENA WLEE!" Ejek Verel.

Raya pun dengan kesal melempar Sapunya ke Arah Verel, Bukanya terlempar ke arah Verel justru sapu itu terlempar ke arah Riza. Raya langsung memucat wajahnya. Kini menjadi hening.

"Lo buta?" Tanya Riza datar, namun sangat menyelikit hati.

"Ya M-maaf gue gak sengaja." Cicit Raya seraya mengambil sapu yang dipegang Riza.

Riza hanya mendengus dan kembali lanjut dengan dunianya. Raya menatap kesal ke arah Verel yang tengah tertawa tanpa suara. Raya menatapnya dengan tajam dan setelah itu ia langsung balik ke bangkunya.

"Itu make up Lo luntur, Ray. Ujar salah satu teman Raya.

"Liat aja nanti pas pulangnya! Bakal gue penyetin tuh orang."Ih sumpah gue benci banget." Lanjut Raya seraya meremas buku tulisnya.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang