Anzara - 18

1.1K 65 8
                                    

Suara ponsel yang berdering membuat Tiara terusik dari tidurnya. Ia membuka matanya perlahan dan mulai menatap sekitarnya yang ia tau ini bukanlah kamarnya. Ia memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Tiara duduk menyamping di tepi kasur, diambilnya ponselnya yang berdering menandakan ada yang menelpon dan segera menerima panggilan itu.

"Halo, Nam."

"Astaga Lo dimana Ra? Bonyok Lo nelponin gue Mulu.

"Sorry." Hanya satu kata yang mampu di ucapkan Tiara.

"Ra, Lo nggak kenapa-napa 'kan?" Nada suara Naimma menjadi khawatir.

"Gue nggak pa-pa kok?"

"Serius? Sebenarnya Lo dimana sih sampe jam segini Lo belum balik-balik. Gue sama Natasha khawatir banget tau! Oh iya Natasha tadi terpaksa kasih tau bonyok Lo kalo Lo masih nginap di rumahnya."

Jam segini? Buru-buru Tiara menengok jam yang ada di atas nakas. Tiara melotot kaget saat jam menunjukkan pukul 07.30. selama itu kah dia di apartemen Anrez, pikirnya.

"Ra? Kok Lo diam? Lo nggak kenapa-napa kan? Cer-"

Prang!

Tiara tersentak kaget saat ponselnya yang ada di tangannya di lempar oleh Anrez. Ia berdiri dan mau mengambil ponselnya yang sudah pecah berkeping-keping.

Namun belum sempat ia berjongkok untuk mengambil handphonenya tangannya langsung di tarik oleh Anrez.

"Siapa yang nelpon?" tanya Anrez dengan nada datar.

"Lepasin tangan gue!" Desis Tiara.

"Gue tanya sekali lagi siapa yang nelpon Ara?" Ujar Anrez dengan lembut.

Tiara menyentak tangan Anrez Secara kasar." Ucapnya dan segera berlari mengambil ponselnya.

"JUJUR ARA!" bentak Anrez. Tiara tidak takut dia berdiri dan menatap tajam Anrez.

"GUE UDAH JUJUR BANGSAT!"
bentak Tiara balik. Anrez menetralkan amarahnya saat ini. Ia hanya tak ingin menyakiti gadisnya lebih jauh.

Tiara terduduk lemas, di tatapnya ponselnya yang sudah hancur. Tiara menangis meratapi ponselnya. Ia bisa saja membelinya namun. Isi di dalam ponselnya lebih penting maka dari itu ia menangis.

Anrez menghela nafas kasar, ia berjalan mendekati Tiara dan setelah itu berjongkok tepat di depan Tiara.
" Cuma karna ini Lo nangis?"

Plak!

Anrez sangat terkejut saat Tiara menamparnya. Tiara segera menyeka air matanya dan berdiri.

"Cuma karena ini?" Tiara mengulangi kata Anrez sembari terkekeh.

"CUMA KARENA INI BILANG?! LO BAHKAN NGGAK TAU ISI DI DALAM ITU APA DAN DENGAN SANTAINYA LO BILANG CUMA? LO..." Tiara terdiam sejenak setelah itu ia menunjuk Anrez tepat di depan wajahnya.

"..." Cowok paling brengsek yang pernah gue kenal!" Setelah itu Tiara mengambil handphonenya dan berjalan untuk mengambil Sling bag nya. Di masukkannya handphonenya dan setelah itu berjalan keluar kamar. Namun langkahnya terhenti saat Anrez bersuara.

"Jadi ancaman gue nggak mempan ya?" tanya Anrez. Tiara berbalik dan menatap datar Anrez.

"Lo mau motong kaki gue? Gue yakin Lo nggak akan lakuin itu." Ujar Tiara santai. Anrez terkekeh.

"Gue emang bisa motong kaki Lo tapi kayaknya gue nggak yakin Lo akan jera." Balas Anrez.

"Ancaman Lo nggak akan buat gue takut, karena gue tau Lo cuma ngegertak gue." Kata Tiara. Ia kembali berjalan menuju pintu kamar.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang