Anzara - 10

1.6K 94 3
                                    

Brum brum brum...

Suara deruman motor sport berhenti di depan rumah minimalis berwarna abu-abu yang berlantai dua. Anrez turun dari motor sembari melepaskan helmnya dan berjalan menuju rumah itu. Ia mulai melangkah memasuki rumah minimalis tersebut dengan tatapan datar.

Pintu terbuka, semua anggota Dragon menunduk takut saat melihat aura menyeramkan dari Anrez sang Ketua Dragon. Tidak ada yang berani membuka suara, dari tatapan Anrez mereka dapat menebak jika Anrez sedang marah.

"Mana orangnya?"

Aden___ salah satu anggota Dragon meneguk ludahnya kasar saat melihat tatapan tajam dan keliatan marah dari tatapan Anrez.

"Ada di gudang," Jawab Aden dengan takut-takut.

"Bawa kesini." Perintah Anrez.

Aden mengangguk dan langsung menuju gudang____ yang dimana tempat mereka menaruh atau bisa dibilang menyiksa, tak hanya penghianat, jika ada yang berani menganggu Anrez atau Anggotanya, maka akan selalu dibawa ke ruang gudang tersebut.

Tak berselang lama, Aden datang dengan membawa Andra yang sudah babak belur akibat pukulan dari Riza, biasanya jika masalah seperti ini, Riza lah yang melakukan aksinya, memukul penghianat Tersebut sampai babak belur dan sisanya ia berikan ke Anrez.

"Rel?"

Verel berdehem, ia tahu maksud Anrez. "Andra Wildana, Anggota The Vegaz dan juga mata-matanya. Dia yang selama ini membocorkan informasi penyerangan. Dan juga....

"Apa?"

"...Dia yang racunin Hariz." Cicit Verel di akhir Perkataannya.

Perkataan terakhir Verel membangkitkan amarah Anrez. Rahangnya mengeras dan ia mengepalkan Tangannya seraya maju dan menarik kerah baju Andra.

Bugh bugh bugh!

"BANGSAT LO, MANUSIA BIADAD!"

Anrez terus menuju Andra tanpa henti, anggota Dragon tak ada yang berani menghentikan aksi Anrez. Mereka takut jika melerainya dan bisa saja malah mereka yang jadi sasaran amarah Anrez.

"Rez tahan dulu, kita masih butuh dia." Ucap Hariz berusaha menenangkan Anrez.

Pukulan Anrez terhenti, ia menghela nafas kasar dan melangkah mundur untuk mengambil minum di dapur.
Tak berselang lama ia kembali dengan minuman yang masih di tangannya.

"Buat apa kita butuh si bangsat ini?" Tanya Anrez.

Hariz melirik sebentar ke Andra yang sudah babak belur, "kita butuh informasi yang ada di The Vegaz."

"Cih gue nggak akan buka mulut sampai kapanpun."sela Andra menatap nyalang.

"DIAM LO ANJING?" Bentak Riza.

"Buset sensi Mulu Lo berdua. Tenang dulu kek." Sahut Verel berusaha memecahkan suasana yang sedang tegang. Para anggota Dragon tak berani bergeming walaupun mereka ingin sekali tertawa karna ucapan Verel.

"Napa lu semua? Udah kayak nahan boker aja." Semua para anggota pun langsung tertawa dengan keras karna Ucapan Verel. Namun mereka langsung terdiam saat mata Anrez menatap mereka dengan tajam.

"Sans dong matanya bos." Sahut Verel. Namun tak digubris Anrez.

"Za, buat dia buka mulut." Titah Anrez yang di angguki Riza.

"Jika sudah Riza yang di perintahkan maka mungkin hal yang besar akan terjadi. Para anggota hanya duduk sembari melihat apa yang akan dilakukan Riza kali ini.

Riza hanya menyeringai melihat Andra yang sedikit ketakutan. Andra sangat tahu jika Riza Sangat membunuh lawannya dengan mudah namun ia lebih suka menyiksa terlebih dahulu seperti psikopat mungkin.

ANZARA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang