Ramaikan disetiap paragrafnya yuk
Jika ada typo, kritik dan saran boleh spill ya, yang baik^^
Happy Readingg
Sore ini niatnya Graziel akan pergi ke caffe, tadinya ingin ke caffe bersama Resya. tetapi sahabatnya itu tidak bisa, ada urusan katanya.
Kali ini Graziel tidak membawa mobil, ia diantar oleh Pak Mamat.
Saat Graziel baru memasuki caffe, ia mengernyit melihat sosok pria yang tidak asing menurutnya, tetapi siapa pria itu Graziel hanya melihat dari samping.
Detik berikutnya Graziel menyadari sesuatu.
"Papaa ...., " lirih Graziel bahkan suaranya hampir hilang.
"Itu Papa kan? Kenapa bisa ada di sini ... Bukannya Papa lagi ngurusin bisnis yang di LA?" monolognya, dan entah sejak kapan air matanya sudah meluncur begitu saja.
Graziel merindukan Papanya, sangat.
"Kenapa Papa juga sama seorang wanita dan perempuan yang sepertinya seumuran gue?" tanya Graziel pada dirinya sendiri.
"Heii ngapain bengong di sini?" panggil seseorang dari belakang dan menepuk bahunya pelan.
"Hahh, n-ngga k-kok, lo ngapain disini? " sahut Graziel dengan suaranya terbata.
"Lo kok nanya balik gue sih." sahut Sagara.
Yaps orang itu adalah Sagara Rayyanza.
Kemudian Sagara mengikuti arah pandang Graziel, gadis itu menatap dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Papaa, akuu gak mau makan di caffe ini, kita cari tempat lain aja yukk!" Rengek perempuan itu dengan mengayunkan lengan pria paruh baya didepannya.
Sayangnya Graziel tidak dapat melihat wajah perempuan seumurannya itu karena terhalang tubuh pria yang Graziel yakini adalah Argantara, Papanya.
'Tunggu, kenapa perempuan itu manggil papa dengan sebutan Papa juga,' batin Graziel.
"Mau di caffe mana hm? Sekarang juga Papa ajak makan di sana," ujar pria itu pada perempuan seumuran Graziel.
Ketiga orang yang Graziel perhatikan sedari tadi, pergi meninggalkan caffe itu.
Apakah Pria itu benar Papanya? Atau hanya mirip saja?
Entahlah sepertinya Graziel harus mengikuti ketiga orang itu.
"Kenapa liatin orang tadi segitunya?" tanya Sagara menyadarkan Graziel dari lamunannya.
"Bantu gue, mau?" Tanya Graziel pelan, bahkan ia tidak menjawab pertanyaan Sagara.
Sagara mengangguk pasti.
"Temenin gue ikutin orang tadi diam-diam, mau yaa?" pinta Graziel.
"Emangnya orang tadi siapa?" tanya Sagara.
"Gue juga gak tau. Tapi gue mau mastiin, dugaan gue bener apa salah," ujar Graziel, ia menarik lengan lelaki itu untuk mengikuti orang tadi yang berada belum terlalu jauh dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.