Ramaikan disetiap paragrafnya yuk
Jika ada typo, kritik, saran boleh spill ya yang baik.
Happy Reading
"Manusia tidak selamanya akan
bersikap sama, mereka akan berubah seiring berjalannya waktu."
Sudah beberapa hari ini Graziel berangkat sekolah dengan mengendarai mobil sendiri.
Dia masih menjauh dari Sagara entah itu sampai kapan, setidaknya menunggu sampai hatinya membaik.
Graziel yang baru saja turun dari mobil dibuat tidak percaya ketika melihat Sagara membonceng seorang perempuan tepat dihadapannya.
Hatinya seperti ditusuk ribuan jarum, sakit. Ia tidak ikhlas melihat Sagara membonceng perempuan lain selain dirinya.
"What the fuckk!" umpatnya tertahan.
Graziel masih setia menatap dua orang itu, ia begitu perasaan siapa sebenarnya perempuan itu. Tapi jika dilihat dari postur tubuhnya seperti tidak asing.
Perempuan itu turun disusul Sagara, ketika perempuan itu membuka helmnya, sungguh diluar nalar kenapa Sagara bisa berangkat bersama dengan Kenzia.
Yups perempuan itu Kenzia.
Dapat Graziel dengar banyak siswa siswi yang terang-terangan membicarakan keduanya dan juga membicarakan tentang hubungannya dengan Sagara.
Woiilah bukannya itu Sagara sama Kenzia ya? Kok bisa berangkat bareng sih!
Wahh parah sii, kasian banget tuh si Graziel. Ngeliatin Sagara Kenzia kaya gak terima gitu.
Iyalah! Sakit banget pasti!
Udah putus kali sama Grazielnya, terus langsung gass gebet Kenzia.
Bisa jadi sih, soalnya udah beberapa hari ini gak liat mereka bareng.
Telinga dan hati Graziel memanas mendengar mereka berbicara seperti itu, namun ia berusaha acuh tidak menghiraukannya.
Graziel masih menatap keduanya, dengan tatapan tajam. Matanya dan mata Sagara bertemu beberapa saat sebelum akhirnya Graziel memutuskan tatapannya.
Sagara tersenyum tipis, detik berikutnya tangan Sagara naik merapikan anak rambut Kenzia yang menutupi sebagian wajah perempuan itu.
Terdengar jeritan dari para siswi yang melihatnya. Graziel melihat itu, ia menatap kecewa pada Sagara lalu dengan cepat pergi meninggalkan parkiran itu.
Sepanjang koridor tak ayal banyak murid yang membicarakannya, membuat Graziel geram.
Sesampainya dipintu kelas, Graziel hanya melihat Resya dan Raka entah pergi kemana teman kelasnya yang lain, padahal sebentar lagi bell masuk akan berbunyi.
Graziel melangkah menuju bangkunya yang sedang diduduki Resya dan Raka.
Graziel melewati mereka, ia memilih duduk dibangku tepat dibelakang bangkunya.
Resya dan Raka spontan membalikkan tubuhnya, guna melihat Graziel.
"Ziell, kenapa?" tanya Resya, namun Graziel hanya membalasnya dengan gelengan.
"Tumben banget ketemu gue gak ngajak gelut!" sahut Raka.
Graziel melirik sekilas. "Gak penting." ketus Graziel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.