Ramaikan setiap paragrafnya yukk
Jika ada typo, kritik, saran boleh spill ya yang baik^^
Happy Reading
Pintu gerbang menjulang tinggi didepan yang tertutup rapat, keduanya sudah sampai didepan rumah mewah milik orangtua Graziel, Sagara tidak tega membangunkan Graziel tapi mau tak mau ia harus membangunkan perempuan yang terlelap ini.
Setelah melewati perdebatan kecil, akhirnya Graziel menurut untuk diantar pulang oleh lelaki itu
"Heii, bangun kita udah sampai," ucap Sagara lembut menepuk pipi gadis itu pelan.
Graziel yang merasa terusik pun, mengerjapkan matanya perlahan lalu netranya menangkap sosok Sagara yang sangat dekat dengannya.
"Unghh, lo ngapain deket-deket gue," kaget Graziel setengah sadar.
"Gue cuma bangunin lo, kalo kita udah sampai."
"Kenapa gak dibuka gerbangnya?" tanya Graziel.
Sagara menghembuskan nafasnya. "Ini bukan rumah gue,"
Graziel yang sudah sadar dari tidurnya pun melepas sabuk pengaman, lalu keluar dari mobil dan berjalan mendekat ke pintu gerbang lalu membukanya lebar agar mobilnya dapat masuk, Sagara yang paham langsung men stater mobil memasuki rumah mewah dihadapannya itu.
Sagara menghentikan mobil milik Graziel tak jauh dari pintu gerbang, menunggu Graziel menutup kembali pintu gerbang lalu perempuan itu kembali memasuki mobil karena jarak gerbang menuju pintu rumahnya lumayan jauh.
Lelaki itu memarkirkan mobil diluar garasi, "Masuk dulu ya, gue bantu obatin lukanya," Graziel membuka suara dan tubuhnya sudah menghadap ke arah Sagara.
"Gak perlu, gue bisa sendiri." jawab Sagara dingin.
Laki-laki itu masih geram akan kejadian tadi, kenapa gadis dihadapannya ini mengenakan baju seperti itu ke arena balap.
Apakah Graziel tidak takut ada cowok yang akan menggodanya, membayangkan hal itu saja sudah membuat Sagara kesal.
"Gue pamit." kata Sagara melepas sabuk pengaman, saat akan membuka mobil tangannya dicekal oleh Graziel membuat Sagara membatalkan niatnya untuk keluar lalu pandangannya tertuju pada Graziel yang masih menatap mata hitam legamnya.
"Ada apa?" tanya Sagara jengah, ia menaikan satu alisnya.
"Lo masuk bentar ya, sekalian gue obatin dulu, ini lukanya lumayan parah,"
"Ckk, gak perlu, Graziel."
"Lo luka kaya gini, gara-gara gue," ucap Graziel merasa bersalah.
Graziel cukup peka, kalo Sagara tidak suka melihat dirinya mengenakan baju seperti ini, ditambah dirinya ke arena balap pasti banyak lelaki brengsek yang menatap terang-terangan ke arahnya.
Melihat Sagara yang hanya diam saja, membuat Graziel berdecak sebal dan kembali membuka suara. "Lo kebanyakan mikir, jangan bilang lo takut ketemu orang tua gue?" tuduh Graziel.
Sagara hanya melirik sebentar ke arah Graziel, pandangannya sangat sinis, jujur saja. Sagara memang berfikiran seperti itu barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.