Pencet bintangnya dong, jangan cuma nikmati ceritanya doang🙏
Ramaikan disetiap paragrafnya yuk
Jika ada typo, kritik, dan saran boleh spill ya yang baik^^
Happy Reading..
Tiga hari berlalu setelah hari yang penuh dengan fakta mengejutkan itu, Graziel belum juga keluar kamar. Ia lebih memilih mengurung diri dikamar, bahkan untuk makan saja Graziel harus dipaksa oleh Mamanya.
Graziel juga menonaktifkan ponselnya, ia hanya ingin menyendiri untuk beberapa waktu yang tidak ditentukan. Dan sedang belajar menerima keadaan yang terasa sangat sulit.
Pintu kamar diketuk sebanyak dua kali, oleh seseorang.
Tok..
Tok..
Graziel saat ini sedang bersandar dipinggir kasur, dengan kedua kaki ditekuk keatas. Tatapannya kosong menatap luar pintu kaca balkon.
"Masuk." ucapnya.
Orang tersebut perlahan masuk kedalam kamar bernuansa pink itu, dapat ia lihat kondisi Graziel yang begitu memprihatinkan, rambut yang acak-acakan, dan hanya mengenakan piyama yang terlihat sangat kusut. Mungkin Graziel tidak memikirkan penampilannya karena terlalu sibuk memikirkan kehancuran keluarganya.
"Ziell, ini gue Sasa." panggil Resya, menepuk pundak Graziel pelan.
Graziel tersadar dari lamunannya, ia menoleh ke sumber suara.
Mata Graziel mulai berkaca-kaca, Resya menatap Graziel dengan sorot mata teduh dan senyum manisnya.
Resya memeluk tubuh sahabatnya itu, "Sasa kangen ....," lirih Resya.
Graziel perlahan membalas pelukan itu, "Sakit, Saa ...," lirih Graziel seakan memberitahu Resya akan apa yang ia alami.
Resya terdiam sesaat, dadanya ikut sesak ketika mendengar suara sahabatnya yang terdengar
menyimpan luka teramat dalam."Iya, nanti Sasa obatin ya." sahut Resya lirih.
"Hikss ... Papa, Sa! Papa ..," isak tangis Graziel mulai terdengar.
Resya mengangguk lemah. "Iya ... Ziell yang sabar ya, lo juga harus bangkit, jangan terus menerus terpaku dengan masa lalu." ujar Resya pelan.
"Ziell takut, Saa..," lirih Graziel.
"Gue trauma dengan semuanya," lanjutnya.
Hah? Apakah sampai setrauma itu Graziel karena ulah Papanya sendiri, sampai-sampai ia takut untuk melangkah maju.
Resya menggeleng. "Ada Sasa, ada Saga juga yang selalu ada buat Ziell. Jangan takut ..," jelas Resya.
"Bangkit, Ziell, kalau gini terus, apa enggak kasian sama Tante Gisya yang berusaha untuk selalu ada?" lanjut Resya.
Graziel mulai mencerna perkataan Resya, memang selama tiga hari ini Graziel hanya diam, baru kali ini ia mulai berbicara pada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.