Ramaikan disetiap paragrafnya yuk
Jika ada typo, kritik, saran boleh spill ya yang baik.
Happy Reading
"Setiap orang tidak akan melepaskan seseorang yang berhasil menjadi alasan untuk tetap bertahan."
"Jelasin yang tadi." titah Gisya, setelah menyelesaikan makan malam. Kini ibu dan anak itu sedang berada di kamar Graziel.
Gisya duduk dikursi belajar Graziel, sedangkan gadis itu. Ia duduk dipinggir kasur.
Graziel menatap mata Mamanya dalam. "Maa ... Ziell minta maaf karena gak ada cerita apapun ke Mama soal ini," ucapnya pelan.
"Kenapa? Apa Mama udah gak berarti lagi?" tanya Gisya.
Graziel menarik nafas dalam. "Nggak! Mama sangat berarti dihidup Ziell." tegasnya.
"Terus kenapa gak jujur? Kenapa Mama malah tahu ini dari Bu Inah?!" Tanya Gisya.
Graziel menghela nafas pelan. "Bukannya Mama gak ada waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting?" tanyanya mengulang perkataan Mamanya disambungan telpon beberapa waktu lalu.
Gisya tercekat atas perkataan putrinya.
"Terus Ziell lebih milih buat cerita ke Bu Inah, di banding cerita ke Mama?!"
"Ziell gak pernah cerita ke Ibu! Ziell lebih milih pendem semua sendiri dibanding harus cerita sama orang lain." jelas Graziel dengan suara bergetar, ia menahan tangis.
"Bu Inah gak akan tahu, kalau Ziell gak cerita!" balas Gisya.
"Terserah Mama mau percaya apa nggak! Yang jelas Ziell gak pernah cerita apapun ke Ibu."
Gisya menghela nafas panjang. "Soal Ziell cerita apa nggak itu gak penting."
"Sejak kapan menjalin hubungan sama lelaki tadi?" tanya Gisya.
"Satu bulan, mungkin." jawab Graziel.
Lagi dan lagi Gisya menghela nafas.
"Emangnya Mama ada izinin Ziell buat pacaran?" tanya Gisya.
Graziel menggelang pelan. "Mama bahkan gak ada waktu buat nasehatin Ziell soal percintaan, Mama hanya membahas kesempurnaan pendidikan. Gak pernah sedikitpun membahas cinta."
Gisya menahan amarah. "Jadi, jika Mama gak pernah ngebahas soal cinta. Ziell bebas buat pacaran gitu?!"
Graziel hanya diam, pipinya sudah berlinang air mata.
"Dengar Mama. Cinta itu palsu, gak ada lelaki yang setia." tekan Gisya.
Graziel memberanikan diri menatap Mamanya. "Saga bukan salah satu dari banyaknya lelaki itu."
Gisya tertawa pelan.
"Itu sekarang. Gak tahu nanti saat dia dipertemukan dengan sosok perempuan yang lebih segalanya dari kamu. Pasti dia bakal pilih perempuan itu dan meninggalkan kamu dengan berjuta janji manisnya." jelas Gisya.
"Mama gak tahu Saga! Jadi Ziell minta jangan pernah menilai Saga seperti itu." tekan Graziel. "Saga sangat mencintai Ziell. Gak mungkin dia bakal tinggalin Zilla demi perempuan lain," lanjutnya.
"Tahu apa kamu tentang cinta?!" remeh Gisya.
"Tahu. Cinta itu butuh pengorbanan, berani mencintai harus berani juga dengan rasa sakitnya." ujar Graziel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.