Ramaikan disetiap paragrafnya yuk
Jika ada typo, kritik, saran boleh spill ya yang baik.
Happy Reading
Pagi di hari SENIN, Graziel sedang sarapan bersama Mamanya. Tak ada raut bahagia yang terpancar dari wajah perempuan itu. Hanya ada wajah datar, tidak seperti biasanya.
Sarapan selesai, Graziel meminum segelas susu hingga tandas, lalu mengelap sisa susu yang terdapat dibibirnya dengan tisue.
"Maa, Ziell berangkat sekolah bawa mobil ya?" izin Graziel.
Gisya mengernyit pelan. "Nggak bareng Saga aja, Princess?"
Graziel diam, ia masih bingung dengan perasaannya.
"Diantar Pak Mamat aja ya? Soalnya Mama belum percaya kalo Ziell bawa mobil sendiri lagi," ujar Gisya, yang paham kondisi Graziel saat ini.
Graziel mengangguk. "Yaudah, Maa. Gak apa,"
Graziel bangkit dari duduknya, ia mengulurkan tangannya. "Ziell berangkat ya, Maa." pamit Graziel mecium punggung tangan Mamanya.
Gisya mengangguk. "Iya, hati-hati. Saganya dikabarin gih biar nggak ngejemput."
Graziel menghela nafas pelan. "Mama aja yaa, Ziell buru-buru." ucap Graziel melenggang keluar rumah.
••• ❤ •••
Jam pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu, tentunya para murid sedang berbondong-bondong menuju parkiran, untuk pulang ke rumah masing-masing. Tapi hal itu tidak berlaku untuk dua remaja yang satu ini.
Graziel dan Sagara sedang berada di rooftop sekolahnya. Tadi sewaktu istirahat Graziel hanya berdiam diri di kelas karena ia sengaja membawa bekal.
Sagara menghampirinya ke kelas, namun tadi Graziel hanya bicara sepatah kata saja.
'Pulang sekolah, ke rooftop dulu bisa?' kurang lebih hanya itu yang Graziel katakan.
Tentu Sagara tidak bisa menolak, ia mengiyakan ajakan Graziel.
Di rooftop keduanya berdiri dipembatas rooftop. Memandang pemandangan kota yang sudah pasti memperlihatkan kemacetan jalanan dan gedung-gedung pencakar langit.
Graziel tersenyum sangat manis sekarang, "Kenapa, hum?" tanya Sagara, saat menyadari gadisnya terus menatapnya.
"Kamu tahu, Gaa." sahut Graziel.
"Enggak, karena kamu belum kasih tahu," ujar Sagara berusaha mencairkan suasana yang mendadak canggung.
Graziel tersenyum getir. "Rumah aku rusak, Gaa. Semuanya hancur berantakan, yang lebih parahnya lagi hati aku juga ikutan hancur." mata Graziel mulai berkaca-kaca.
"Cinta dan kasih sayang yang selama ini aku rasakan itu palsu, semuanya hanya kepura-puraan semata agar aku tidak terluka. Tapi mau dirahasiakan sedalam apapun, yang namanya rahasia pasti akan terbongkar juga,"
Seperti pepatah yang mengatakan, bangkai mau disembunyikan seperti apapun pasti akan tercium juga, sama halnya dengan rahasia.
"Dari tujuh tahun yang lalu, rumahku sudah rusak. Dan mirisnya aku baru mengetahuinya beberapa hari lalu, benar kata orang kebohongan akan lebih menyakitkan jika terbongkar. Sekarang aku merasakannya, sakitnya bahkan berkali-kali lipat." Air mata Graziel jatuh saat itu juga.
Sagara yang berada disampingnya itu hanya diam, dengan mata yang terfokus menatap Graziel dalam.
"Cinta yang selalu aku banggakan itu, ternyata lebih menyakitkan, dibanding perkataan manusia. Aku sampai malu dibuatanya, aku malu ketemu kamu. Karena waktu itu aku sempat membangga-banggakan cinta itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.