BISMILLAH ENDING!!
HAYOO KALIAN TIM MANA??
SAD ENDING??
HAPPY ENDING??
Yeayy akhirnya kita sampai dipenghujung cerita:)
Beri sedikit waktu untuk part ini, aku persilahkan kalian memutar lagu yang menurut kalian sesuai dengan part ini ☁🎶
Sudah siap dengan endingnya? Apapun itu berbahagialah, baca dengan perlahan, karena ini adalah part terakhir dari cerita yang kalian ikuti sampai sekarang.
Happy reading
"Alur dari sananya memang seperti ini, setiap pertemuan, pasti akan berakhir dengan perpisahan."
"Assalamu'alaikum, Gaa ...," lirih Graziel mengucap salam terlebih dulu.
Sebuket bunga Edelweis yang tadi dibeli oleh Graziel, ia letakan bersender dipapan nama tepat diatas gundukan tanah yang masih baru itu. Bibirnya dipaksakan untuk tersenyum, menguatkan hatinya yang sudah sangat rapuh sejak kepergian laki-laki itu.
"Aku bawain kamu Edelweis, lho." ujar Graziel pelan, seperti berbisik.
"Bunga yang kata kamu menyimbolkan cinta dan abadi." lanjutnya masih seperti berbisik.
Telapak tangannya naik mengusap papan nama yang bertuliskan 'SAGARA RAYYANZA'. Ini adalah kunjungan pertama Graziel setelah tujuh hari Sagara berpulang.
Graziel baru bisa mengunjungi makam Sagara sekarang, karena tujuh hari kemarin Graziel dirawat di rumah sakit, kondisi fisik perempuan itu sempat drop beberapa hari, dan baru kemarin diperbolehkan pulang.
Kecelakaan yang Sagara alami bukan murni kecelakaan, namun ada campur tangan dari seseorang, dan syukurnya pihak berwajib sudah mengungkap kasus kecelakaan Sagara malam itu, pihak yang terlibatpun sudah ditangkap oleh pihak berwajib, namun masih belum pasti akan hukuman penjara yang akan dilayangkan, karena sidangnya masih terus berlanjut sampai tiga bulan kedepan.
"Apa kabar ....?" tanya Graziel dengan suara bergetar.
"Aku tebak kabarmu pasti baik, pasti kamu juga udah bahagia disana kan?" cairan bening mulai meluncur dipipinya, setelah mengatakan hal tersebut.
"Iya nanti aku aduin semuanya ke Tuhan, biar Tuhan yang kasih hukuman ke dunia."
Secuil kalimat Sagara sewaktu di taman rumah sakit kala itu melintas dibenaknya.
Graziel menatap papan nama yang sejak tadi ia pegang, "Udah ketemu Tuhan belum, Gaa? Semoga udah ya, kan kamu pengen ngadu ke Tuhan tentang betapa jahatnya dunia ke aku ...,"
Graziel menggigit bibir bawahnya, guna manahan isak tangis yang memberontak ingin bersuara.
Graziel menghirup udara pelan, mengisi pasokan udara yang terasa menipis dirongga dadanya.
"Maaf baru sekarang kesini, saat kamu pulang hari itu, aku juga dirawat di Rumah Sakit, Gaa." beritahu Graziel dengan memaksakan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Novela JuvenilMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.