Ramaikan setiap paragrafnya yuk.
Jangan lupa pencet bintang dipojok bawah, gak perlu ragu-ragu karena Gratis loh besti gak bayar.
Happy Readingg
Berminggu-minggu berlalu hubungan Sagara dan Graziel semakin dekat. Bahkan keduanya sudah mengenal satu sama lain, tapi Sagara belum tau jika kedua orang tua Graziel jarang pulang ke rumah.
Kini waktu menunjukan pukul 06.45, Graziel baru saja sampai di sekolah. Ia diantar oleh Pak Mamat karena sedang malas menyetir.
Keadaan di sekolah sudah ramai banyak siswa-siswi yang baru sampai di sekolah, Graziel terus berjalan menuju kelas seorang diri tiba-tiba datang seseorang dari belakang, tangan orang itu dengan sengaja menggandeng tangan Graziel.
"Ehh," kaget Graziel menghentikan langkahnya, gadis itu refleks menghadap ke samping agar mengetahui siapa pemilik tangan yang main gandeng-gandeng saja.
"Kenapa?" tanya Sagara menaikan satu alisnya sambil tersenyum tipis.
"Pagi, tuan putri. "
"Pagi." ketus Graziel.
"Dihh kok ketus gitu sih, kenapaa?" tanya Sagara dengan mata yang masih memandang wajah cantik Graziel.
"Yaa elo dateng-dateng bukannya sapa kek, Ini mah main langsung gandeng aja, gue kira kan siapa berani-beraninya main gandeng," cerocos Graziel dengan wajah cemberut.
Sagara yang melihat ekspresi Graziel, ia merasa gemas sendiri melihat wajah cemberut gadisnya ehh Ralat calon gadisnya maksudnya.
Memang selama hampir sebulan lebih Sagara dekat dan mengenal Graziel, ia merasa ada yang berbeda dari gadis disampingnya ini dan Sagara berniat untuk menjadikan Graziel kekasihnya.
"Kan tadi udah, tuan putri." balas Sagara lembut seperti saat lelaki itu berbicara dengan Bundanya.
"Tadi sapanya ketinggalan, orang maen gandeng dulu," sindir Graziel.
"Iya gak diulangin lagi, Janji,"
"Janji ya? Untung tadi lo yang gandeng gue, kalo bukan udah gue hajar tuh orang, pasti." sahut Graziel dengan wajah soknya, tak ketinggalan tangannya yang mengepal seperti akan meninju orang.
Sagara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jangan maen hajar orang, gak baik."
"Lahh, sendirinya apa kabar?"
"Cukup gue, Lo gak usah ikutan."
"Cikip gie, li gik isih ikitin." cibir Graziel pelan.
"Coba ulangin?" ujarp Sagara dengan tatapan mengerikan.
"Cikip gii li gik isih ikitin!" bukannya takut, Grazie malah semakin menjadi.
"Udah berani ya sekarang? Mana nih Graziel yang cool kata warga Wanacitra?" goda Sagara.
"Graziel coolnya ilang kalo lagi sama lo, hahaha." ujar Graziel, nyeleneh.
Sagara terkekeh mendengar ucapan gadis itu. "Kalo udah gak cool berarti harus dikasih apresiasi," ucap Sagara, ditengah tawanya.
"Mau diapresiasiin apa, hm?" lanjut Sagara, semakin menggoda Graziel.
"Apresiasinya ... Jadi pacar lo aja, eh!" keceplosan Graziel, eitt enggak deng, itu mah memang sengaja untuk memancing Sagara.
"Boleh, tapi ada syaratnya." sahut Sagara.
Laki-laki itu memajukan wajahnya, hingga tersisa jarak beberapa senti lagi, Graziel yang sadar langsung menjauhkan tubuunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.