Ramaikan disetiap paragrafnya yuk
Jika ada typo, kritik, dan saran boleh spill ya yang baik.
Happy Reading
Tepat pukul 23.58 WIB, Gisya memasuki kamar Graziel. Wanita itu membuka pintu kamar yang terkunci dengan kunci cadangan.
Wanita itu membawa cake cokelat berukuran sedang. Yang sepertinya itu cake Birthday, ahh iya. Bertepatan pada tanggal 12 desember bayi perempuan terlahir ke dunia.
Bayi perempuan itu kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, Graziella Senja Alkana, lahir di Bali pada tanggal 12 desember 2005.
Saat itu Gisya dan Papanya Graziel sedang berkunjung menemui orangtua Gisya dan sangat pas saat Gisya sedang menikmati senja yang cantik. Tiba saja perutnya terasa sakit, setelah beberapa saat lahirlah bayi perempuan yang cantik disalah satu rumah sakit di Bali.
Jadilah ada Senja di nama Graziel.
Gisya terus melangkah perlahan ke Graziel yang sedang tertidur, saat sampai disamping kasur Graziel, Gisya lebih dulu menyalakan lilin cake dengan korek api yang sengaja ia bawa.
Saat jam sudah tepat pukul 00.00 WIB, gisya membangunkan Graziel dengan mengelus rambut gadis itu dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya masih memegang cake.
"Bangun bentar, princess. Mama ada kejutan," bisik Gisya tepat ditelinga Graziel.
Mata yang tadinya terpejam, kini mulai terbuka perlahan. Tangan gadis itu mengucek matanya pelan.
"Eungh.., Mama ngapain ke kamar Ziell?" racau Graziel masih belum sepenuhnya terbangun.
Gisya mengulas senyum manis.
"Mama? Cake? Plis Ziell gak ngerti?" belum sadar juga Graziel.
"Happy sweet seveenteen, Princess Mama." ucap Gisya.
"Hah? Emangnya ini tanggal berapa?" tanya Graziel.
"12 desember, ultah Ziell."
Graziel ingat, ahh. Ia bahkan sampai lupa dengan hari lahirnya, karena terlalu sibuk memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Sagara.
Gisya mengulurkan cake itu tepat dihadapan Graziel.
"Make a wish dulu, Princess." titah Gisya.
Graziel tersenyum manis, lalu mulai memejamkan matanya. Berdo'a dalam hati, lalu meniup lilin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.