Ramaikan disetiap paragrafnya yuk
Jika ada typo, kritik & saran, boleh spill ya, yang baik^^
Happy Readingg
Waktu menunjukan pukul 19.15 Graziel sedang berada di kamarnya, Ia berniat untuk keluar malam ini untuk membeli sesuatu di minimarket.
"Gak usah ganti baju kali ya? Kan cuma ke minimarket depan komplek doang," monolognya, menatap diri sendiri didepan cermin.
Saat ini Graziel hanya mengenakan piyama lengan panjang berwarna putih tulang polos, rambut berwarna kecoklatan yang dikuncir kuda.
Malam ini Graziel tidak berpamitan pada Bu Inah, karena beliau sedang pulang kampung ada sedikit masalah keluarga jadi beliau izin untuk beberapa hari bisa sampai seminggu mungkin.
Gadis itu keluar menuju pos Pak Mamat untuk mengeluarkan mobilnya yang berada di garasi.
Di garasi rumahnya ada beberapa mobil mewah lainnya koleksi Argantara memang Papanya suka mengoleksi mobil mewah dengan harga fantastis.
"Malam Pak," sapa Graziel pada Pak Mamat yang sedang menikmati secangkir kopi.
"Ehh, malem Non, ada apa Non Ziell malem-malem ke pos Bapak?"
"Pak Mamat, tolong keluarin mobil Ziell dari garasi ya," pinta Graziel.
"Baik Non. Tunggu sebentar ya,"
Setelah Pak Mamat mengeluarkan mobil yang sering Graziel kendarai, gadis itu langsung memasuki mobilnya sebelum itu Graziel berpamitan terlebih dahulu.
Pintu gerbang menjulang tinggi yang tadinya tertutup rapat perlahan terbuka.
Graziel mengeraskan suara deru mobilnya, sebelum melaju pelan melewati batas gerbang gadis itu untuk keluar dari rumah mewah nan megah kediaman Graziel dan kedua orang tuanya.
Setelah sampai di parkiran minimarket, Graziel melepas sabuk pengamannya lalu perempuan itu langsung turun dari mobilnya.
Baru saja keluar dari mobil, Graziel tidak sengaja melihat tiga motor sport yang melaju dengan kecepatan lambat dan seperti sedang mengobrol satu sama lain.
Lalu salah satu pengendara motor itu melirik sekilas ke arah Graziel yang sedang berdiri diambang pintu mobil.
Walaupun menggunakan helm fullface tapi kaca depannya tidak ditutup jadi Graziel bisa melihat siluet mata pengendara itu.
Graziel seperti sangat tidak asing dengan sorot mata itu. Tapi, sorot mata siapa?
"Kok kaya kenal ya sama sorot mata tadi," monolog Graziel.
"Mereka bertiga lagi, mirip banget sama ... Mau ngapain ya mereka?" lanjutnya pada diri sendiri.
"Ikutin aja deh, ke minimarket bisa besok sehabis pulang sekolah," putus Graziel.
Perempuan itu kembali memasuki mobil dan langsung menancap gas mengejar ketiga pengendara motor tadi.
Ralat lebih tepatnya ia ingin memastikan apakah sorot mata orang tadi sama seperti yang gadis itu duga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAZIELL [ Selesai ]
Teen FictionMenghargai sebuah hadir, tanpa membenci suatu kepergian.