47. PERMAINAN DUNIA APALAGI, INI?

639 94 305
                                    

Masih ada yang nunggu??

Huftt ... Lama banget nyampe target 40 vote dipart kemarin:) tapi gak apa, akhirnya tembus juga!!

Ramaikan setiap paragrafnya yuk

Jika ada typo, kritik, saran boleh spill yang baik.

Happy Reading

Pagi kala ini berbeda dengan pagi kemarin, dimana saat ini rintik hujan tak hentinya turun sejak semalam.

Graziel, perempuan itu kini sedang berada diteras rumahnya dengan segelas susu dan sepotong roti.

Graziel meneguk segelas susu hingga tersisa setengah, lalu ia berjalan menuju pembatas balkon yang mana hujan turun, tangannya terulur guna merasakan air hujan yang turun.

Matanya menatap lurus ke depan, menikmati tiap titik hujan yang turun. Aroma hujan yang benar-benar menenangkan fikirannya, ya dari semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan Sagara, ia sudah berulang kali menelpon nomor laki-laki itu tetapi tidak aktif, menelepon Bunda Sheila juga sama.

Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres dengan kondisi laki-laki itu, niatnya setelah hujan reda ia akan bergegas menuju rumah Sagara, hanya untuk mengecek keadaan laki-laki itu.

Namun suara klakson mobil dari luar gerbang, membuyarkan lamunannya, ia berdecak kesal. Dapat ia lihat, Pak Mamat berjalan membuka gerbang dengan mengenakan payung.

Sebuah mobil hitam memasuki arena rumahnya, namun Graziel tak menghiraukannya, ia lebih memilih untuk tetap pada objek pertama, yaitu hujan.

"Graziel!" panggil seseorang, mendengar seseorang memanggilnya, ia menoleh sesaat.

Sosok Raka berada disampingnya, dapat Graziel lihat penampilan Raka tidak seperti biasanya, penampilan laki-laki itu acak dan juga dengan mata yang memerah seperti habis menangis, pikirnya.

"Kenapa? Tumben ke rumah?" tanya Graziel.

Raka memperlihatkan seyumannya. "Ikut gue yuk." ujarnya terdengar memaksa.

Graziel mengernyit. "Kemana? Ngapain?"

"Ikut aja." jawabnya.

"YA GU-" belum selesai dengan ucapannya, tangan Raka langsung membekap mulut Graziel.

"Plis kali ini, jangan banyak tanya." sahut Raka, dengan suara beratnya.

Tentu hal itu membuat Graziel heran, sampai keheranan. Karena biasanya Raka tidak pernah berbicara dengan nada sepeti itu jika bersamanya, yang ada laki-laki itu selalu ngegas dan cerewet.

"Ada sesuatu?" tanya Graziel, lagi.

"Buru siap-siap." ohh ayolah, bahkan Raka tak menggubris pertanyaan Graziel.

Graziel akhirnya mengalah, percuma ia bertanya terus-terusan, pasti tidak akan dijawab. "Bentar gue ambil slingbag." setelahnya Graziel melangkah masuk ke dalam rumah.

Raka mendongakan kepalanya, guna mencegah air matanya yang nakal ingin meluncur, tadi saat berbicara dengan Graziel, mati-matian ia menahannya.

"Ga ... Gue nggak yakin bisa jelasin semuanya ... ke Graziel nanti," lirihnya menatap langit hitam yang menurunkan titik-titik hujan itu.

••• ❤ •••

Keduanya kini berada didalam mobil, tanpa ada yang memulai pembicaraan.

Graziel sejak tadi diam, ia memejamkan matanya karena Raka mengendari mobil dengan kecepatan diatas rata-rata.

Dengan seenaknya laki-laki itu ngerem mobilnya secara mendadak, membuat Graziel terhuyung ke depan, untung saja ia mengenakan seatbell.

SAGAZIELL [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang