23. MENYELIDIKI

723 205 85
                                    

Ramaikan disetiap paragrafnya yuk

Jika ada typo, kritik, saran boleh spill ya yang baik.

Happy Reading

Malam harinya Sagara dan kedua sahabatnya sedang berada disalah satu caffe untuk membahas hal penting, yaitu mencari tahu siapa pelaku dibalik insiden yang hampir membuat Graziel celaka.

Sagara tidak diam begitu saja, melihat perempuan yang sangat ia jaga hampir celaka oleh seseorang.

Siapa pelaku dibalik insiden di sekolah?

"Gak habis fikir gue sama pelakunya, berani banget berurusan sama lo, Gaa." celetuk Raka saat ketiganya sedang memikirkan cara untuk mengungkap siapa pelakunya.

Sagara melirik Raka sekilas.

"Bener-bener cari mati tuh orang!" sahut Bumi ikut-ikutan.

Sagara menghela nafas pelan.

"Gak ada yang perlu ditakutin dari gue." celetuk Sagara.

"Gue baik kalo mereka baik, begitupun sebaliknya. Kalo mereka jahat gue bisa lebih jahat, perlakuan gue tergantung mereka perlakuin gue gimana!" lanjut Sagara tegas.

"Orang itu berusaha celakain perempuan yang sangat gue jaga. Walaupun Graziel baik-baik aja, tapi gue gak terima!" geram Sagara, saat mengingat kejadian dimana Graziel menangis ketakutan.

Raka dan Bumi hanya diam, mendengarkan kelanjutan perkataan sahabatnya.

"Tadi emang gak berhasil, tapi gue yakin pasti orang itu akan terus incer Graziel. Dia bakal berhenti kalau udah berhasil buat Graziel celaka." Sagara menarik nafas dalam, ia berusaha untuk tidak emosi.

"Dan, gak akan gue biarin itu semua terjadi." lanjut Sagara.

"Lo tenang aja, kita bakal bantuin lo buat ngungkap siapa pelakunya!" sahut Raka.

"Iya, Gaa! Selagi ada kita semua bisa di atur." ujar Bumi.

Sagara tersenyum tipis.

"Thanks, gue beruntung punya sahabat kaya kalian."

"Beruntung gak tuh! Haha." sahut Bumi terkekeh pelan.

"Beruntung dong. Harus syukuran ini mah!" canda Raka.

Lalu ketiganya tertawa pelan. "Ada-ada aja lo berdua. Lagi serius juga becanda mulu." sela Sagara di tengah tawanya.

Kini ketiga lelaki dengan wajah tampan itu menjadi pusat perhatian para pengunjung caffe.

Merasa diperhatikan ketiganya langsung mengubah ekspresi sedatar-datarnya.

"Capek gue jadi pusat perhatian terus," keluh Raka.

"Pede banget lo anjing." cibir Bumi.

"Gue emang ganteng, jadi wajar sering jadi pusat perhatian." sombong Raka.

"Sekarepmu! Kita yang lebih dari dia diem aja ya, Gaa!" canda Bumi.

"Yoi!" sahut Sagara, tersenyum mengejek ke arah Raka.

Raka yang melihatnya geram sendiri. "Sialan lo berdua." gerutu Raka.

"Oke skip! kita kembali bahas yang tadi." sahut Sagara.

SAGAZIELL [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang