Part 5 - Pertama Kalinya

2.3K 80 1
                                    

Selamat membaca:)

PART 5 - PERTAMA KALINYA

Begitu membuka mata, Dara langsung melihat pemandangan berupa wajah seorang laki-laki yang tak lain adalah suaminya sendiri. Dara menghela napas, ia sudah mencoba ikhlas dan menerima, namun mau bagaimanapun rasa kesal itu masih tersisa di hatinya mengingat bahwa ia menikah dengan cara yang cukup aneh.

Dara memilih untuk beranjak menuju kamar mandi. Setelah melaksanakan shalat tahajud, Dara langsung beranjak menuju ruang belajar yang ada di rumahnya. Memilih untuk melanjutkan tugasnya mengoreksi hasil jawaban anak didiknya. Tahun ajaran akan segera berakhir dan kesibukannya semakin bertambah.

Dara memilih menyudahi kegiatannya begitu adzan subuh berkumandang. Ia beranjak menuju kamar dan hendak membangunkan Arya. Belum sempat tangannya meraih gagang pintu, pintu dihadapannya sudah terbuka dari dalam. Menampilkan Arya yang sudah lengkap memakai sarung dan baju koko, bersiap untuk ke masjid.

"Saya ke masjid dulu. Assalamu'alaikum." Pamit Arya.

"Waalaikumsalam." jawab Dara.

Dara menoleh dan menatap punggung Arya yang semakin menghilang.

0_0

"Kamu masak apa?"

Kedatangan Arya ke dapur yang tiba-tiba membuat Dara melonjak kaget.

"Ngagetin ish!!" kesal Dara.

"Maaf." ringis Arya.

"Untung nih piso nggak gue lempar." Gumam Dara pelan.

"Saya masuk kerja hari ini, kamu juga kan Dar? Mau saya anter sekalian?" Tawar Arya sambil duduk di meja makan. Disusul Dara yang duduk di hadapannya sambil membawa buah potong.

"Nggak usah, ntar gue pul- ASTAGHFIRULLAH ARYA!! GILA LO YA!!"

Dara spontan berteriak begitu Arya memukul keningnya dengan menggunakan sendok. Arya hanya menatap Dara datar, sedangkan yang ditatap hanya meringis sambil mengusap keningnya yang terasa panas.

"Jangan lo-gue lo-gue sama suami. Dosa." ujar Arya singkat.

"Kan bisa ngasih tau pelan-pelan, gausah main fisik kaya gini!! Ini namanya KDRT tau!!" ujar Dara ngegas.

"Ssstt, jangan teriak-teriak sama suami. Dosa." ujar Arya sambil terkekeh. Dara memang lucu jika sedang marah. Pengecualian untuk kemarahan setelah akad kemarin.

"Ish, apa-apaan bawa-bawa dosa." gerutu Dara sambil memakan buah apel.

"Dara, kita udah sepakat buat belajar menerima pernikahan ini. Otomatis kamu juga harus mengubah panggilan kamu sama saya. Saya bukan teman kamu lagi sekarang." jelas Arya.

Dara menaruh sendok garpu yang berada di tangannya. Kedua tangannya terlipat di atas meja dan pandangannya meneliti sosok laki-laki di hadapannya.

"Kenapa lo jad- IYA MAAF JANGAN DIPUKUL LAGI ALLAHUAKBAR NIH LAKI SATU BENER-BENER YAA." pekik Dara panik begitu tangan Arya terangkat dan mendekati keningnya. Dara menghela napas pelan sebelum melanjutkan acara makannya.

"Buruan sarapan terus berangkat kerja, biar nggak telat." ujar Dara singkat.

Dara memilih menghindari pertengkaran di pagi hari. Ia pikir, benar perkataan Arya bahwa keduanya sudah sepakat kemarin. Otomatis ia juga harus merubah sikap, panggilan, termasuk caranya memandang Arya.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang