Part 41 - Dua

1.2K 38 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 41 - DUA

Pagi hari ketika Dara membuka mata, ia tidak menemukan eksistensi Arya di ranjang sebelahnya. Setelah menunaikan shalat subuh tadi Dara memang kembali tidur karena masih merasa lelah.

Dara melihat ponsel dan jam telah menunjukkan pukul delapan pagi. Ia juga membuka room chatnya dengan Giselle, mengabari sang sahabat bahwa misinya telah berhasil. Dara tersenyum tertahan karena otaknya memutar kembali memori semalam. Ia kemudian menggelengkan kepala untuk mengusir bayangan Arya semalam. Kayaknya gue udah gila..

Tepat ketika Dara sedang berusaha mengusir bayangan Arya dari otaknya, objek yang menjadi keresahannya masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan. Dara hanya memandang Arya yang berjalan ke arahnya.

"Udah bangun? Sakit nggak?" ujar Arya sambil menaruh nampan ke nakas. Ia mendudukkan diri di pinggir ranjang dan merapikan rambut Dara yang acak-acakan.

"Udah nggak sakit." ujar Dara malu-malu.

Melihat Dara yang terlihat malu-malu, seketika Arya tersenyum geli.

"Diajarin siapa sih?" ujar Arya penasaran.

"Kepo ya?" usil Dara.

"Ck, ditanya juga."

"Diajarin Giselle." jawab Dara.

Arya menghela napas pelan.

"Kenapa?" tanya Arya.

Dara hanya terdiam tanpa menjawab apapun. Membuat Arya menghela napas.

"Kamu nggak biasanya kayak gini."

Dara tercekat, matanya menatap Arya dengan ragu.

"Kamu nggak pernah minta sama aku, padahal kan udah sebulan lebih sejak yang terakhir kali. Aku takut kalau kamu nggak puas sama aku, atau kamu cari per-"

"Ssshhh, mana mungkin aku kaya gitu." tegas Arya.

Perkataan Dara seketika dipotong oleh Arya.

"Aku sebenernya cuma takut kamu sakit lagi kayak waktu itu. Nggak tega aku liat kamu pucet terus segala pake infus." jelas Arya.

Penjelasan Arya membuat Dara senang sekaligus kesal. Senang karena Arya sebegitu memperhatikannya. Tapi Dara juga kesal karena ia sudah berpikir jauh sampai merasa insecure padahal Arya tidak pernah meminta padanya hanya karena alasan sepele tersebut. Tidak tega katanya.

"Ya kan itu sakitnya bukan gara-gara kamu. Lagian kalau takut aku sakit kan kamu bisa pelan-pelan." omel Dara.

"Mana bisa..." ringis Arya.

Dara kemudian menghela napas, benar juga kata Arya. Mana bisa.

"Tapi kamu nggak kenapa-napa kan sekarang? Sakit nggak? Kamu ngerasa pusing nggak? Kamu nggak demam kan?"

Arya membombardir Dara dengan rentetan pertanyaan sambil mengecek tubuh sang istri. Dara seketika berdecak dan menahan tangan Arya.

"Udah nggak kenapa-napa mas. Liat aku sini."

Dara meremas tangan Arya yang ia genggam. Ia tersenyum lembut lalu mengecup pipi Arya. Membuat Arya sempat mengerjab karena kaget.

"I'm okay." ujar Dara dengan senyum manis.

Arya kemudian tersenyum dan memeluk tubuh Dara. Ia mengelus punggung dan rambut sang istri.

"Makasih ya sayang. Mas cinta sama kamu."

"Sama-sama mas. Aku juga cinta kamu."

Arya mengecup sisi kepala Dara sekilas sebelum melepas pelukan keduanya. Ia berbalik dan meraih nampan dari nakas.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang