Bab 14 - Hati

1.4K 64 0
                                    

Selamat membaca:)

BAB 14 - Hati

"Merasa lebih baik?" tanya Arya sambil menyodorkan air putih.

Dara mendongak dan menerima segelas air putih dari Arya. Ia tersenyum singkat dan berterimakasih kepada Arya.

"Makasih."

"Nggak masalah Dar." balas Arya singkat.

"Kamu ngapain pulang?" tanya Dara setelah menaruh gelasnya kembali.

"Tadi mau ambil flashdisk." Jawab Arya singkat.

Dara hanya manggut-manggut dan kembali meminum air putih yang ada di genggamannya. Ia membiarkan Arya mendudukkan diri disampingnya. Dara menoleh dan menatap Arya. Matanya mengerjab karena ditatap intens oleh sang suami. Kening Dara mengerut dan ia menatap Arya heran.

"Kamu kenapa?" tanya Dara.

"Kamu cantik." ujar Arya singkat.

Arya masih menatap Dara dengan intens. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Dara tanpa hijab. Rambut Dara yang lurus terurai dari ujung kepala hingga hampir menyentuh pinggangnya. Rambut Dara sangat tebal dan berwarna hitam legam. Arya masih terus menatap mata Dara yang sembab. Mata Dara yang sembab membuat bulu matanya semakin lentik dan hal itu membuat Dara terlihat berkali-kali lipat lebih cantik.

Dara yang ditatap dengan intens oleh Arya hanya terdiam dengan jantung yang berdetak keras. Pipinya memanas dan matanya yang sembab mengerjab lucu.

Sesaat kemudian Dara tersadar dan tangannya terangkat untuk menyentuh rambutnya. Ia beristighfar dalam hati karena lupa memakai hijabnya. Dara dengan panik segera beranjak dari tempat duduknya, tapi pergerakannya terhenti begitu tangannya dicekal oleh Arya. Dara menoleh dan mendapati Arya masih menatap matanya dengan intens.

"Kamu boleh buka hijab kamu didepan saya Dar." ujar Arya.

Dara hanya terdiam menatap Arya. Perkataan Arya memang benar, Arya boleh melihatnya tanpa hijab. Bahkan Arya boleh melihat lebih daripada rambutnya, tapi Dara tidak terbiasa membuka hijab dan membiarkan rambutnya dilihat oleh orang lain. Melihat respon Dara yang terbengong, Arya hanya tersenyum singkat dan mengusak pucuk kepala Dara. Sedangkan Dara yang tersadar dari lamunan pun menatap Arya kaget.

"Kalau kamu masih mau pakai hijab didepan saya nggak papa kok." senyum Arya.

Arya melepaskan cekalannya pada tangan Dara dan beranjak berdiri. Ia harus segera kembali ke kantor karena ada banyak pekerjaan yang menunggunya. Namun belum sempat Arya melangkah lebih jauh, pergerakannya terhenti karena Dara yang mencekal tangannya. Arya berbalik dan matanya bersibobrok dengan bola mata legam milik sang istri.

"Kamu mau aku lepas hijab di depan kamu?" tanya Dara.

Arya terdiam dengan masih menatap mata Dara. Sedangkan Dara menunggu Arya menjawab pertanyaannya dalam diam.

"Kalau kamu mau nggak papa. Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau Dara. Itu hak kamu." jelas Arya setelah terdiam cukup lama.

"Aku tanya mau kamu, bukan mau aku." tegas Dara.

Ucapan Dara membuat Arya tertegun. Arya mengerjab dan menyadari perkataan Dara. Mau Arya? Tentu saja Arya mau Dara melepas hijabnya. Tapi tentu saja Arya tidak bisa memaksakan keinginannya. Tubuh Dara adalah milik Dara. Dan Dara lah yang akan memutuskan apakah Dara akan mengizinkan Arya untuk melihat lebih jauh atau tidak. Dan Arya akan menghormati apapun keputusan Dara.

"Saya mau kamu melepas hijab kamu didepan saya Dar. Itu mau saya. Tapi semua keputusan kembali lagi ke kamu, kalau kamu belum siap dan belum mengizinkan saya untuk melihat kamu lebih jauh, saya nggak masalah. Saya akan menghormati apapun keputusan dan keinginan kamu." jelas Arya tenang.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang