Part 22 - Celah

1.3K 54 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 22 - CELAH

Hari ini Dara hanya mengajar selama setengah hari dikarenakan akan dilakukan foging di sekolah tempatnya mengajar. Jam masih menunjukkan pukul dua belas dan Dara sudah dalam perjalanan menuju kantor Arya. Rencananya ia akan ke kantor Arya untuk makan siang bersama lalu setelahnya ia akan ke ke restoran untuk mengecek beberapa hal.

Dara masih menggunakan seragam batiknya, ia hanya melepas atributnya saja. Ia malas jika harus pulang dulu dan mengganti baju. Ia sempat menyapa satpam yang berjaga di depan gerbang sebelum mobilnya memasuki kantor milik Arya. Setelah memarkirkan mobil, Dara segera masuk dan mendekati meja resepsionis.

Sebenarnya bisa saja Dara menelpon Arya untuk menjemputnya di lobi, tapi Dara memilih untuk bertanya kepada resepsionis karena tidak ingin merepotkan Arya. Jam masih menunjukkan pukul dua belas dan jam istirahat kantor masih setengah jam lagi. Dara akan menunggu Arya selesai dengan pekerjaannya.

"Selamat siang, saya ada janji bertemu dengan pak Arya. Bisa tolong disampaikan kepada beliau?" ujar Dara ramah.

"Dengan ibu siapa?" tanya resepsionis tersebut dengan ramah.

"Saya Adara." ujar Dara sambil tersenyum.

Resepsionis tersebut membalas dengan senyum ramah dan meminta Dara menunggu sebentar. Dara hanya mengangguk dan memilih duduk di kursi tunggu. Matanya mengedar dan ia memperhatikan interior di kantor Arya yang didominasi warna abu-abu. Sungguh sangat Arya sekali.

Di tengah kegiatannya yang sedang melihat-lihat kantor Arya, kening Dara seketika mengerut karena ia melihat seseorang yang masuk ke lobi dan dengan percaya diri langsung masuk ke bagian dalam kantor. Mata Dara mengikuti langkah perempuan yang memakai dress merah maroon tersebut.

Perhatian Dara langsung teralihkan begitu resepsionis tadi menghampirinya.

"Bu Adara, mari saya antar ke ruangan bapak bu."

Dara kemudian tersenyum dan mengangguk. Resepsionis ini pasti tidak tau bahwa Dara adalah istri Arya dan Dara akan tidak masalah dengan itu. Lagipula ketika pernikahannya dengan Arya dilaksanakan, hanya para tetangga dan kerabat dekat Arya yang datang sebagai tamu. Wajar jika karyawan Arya tidak tau mengenai statusnya sebagai istri Arya.

Keduanya sampai di lantai lima belas dan resepsionis tersebut mengantarkan Dara sampai meja milik sekertaris Arya.

"Pak Bima." Panggil resepsionis tersebut.

Bima yang saat itu sedang menatap layar komputer seketika menoleh. Matanya yang menangkap eksistensi Dara membuat ia berdiri dan menyapa Dara dengan sopan. Lalu Bima beralih dan mempersilahkan resepsionis tersebut untuk kembali ke mejanya. Setelahnya ia kembali menatap Dara dengan senyum ramah.

"Mari bu saya antar ke dalam. Bapak sedang ada tamu, beliau ada di ruangan samping." ujar Bima sopan.

"Saya langsung menyusul bapak saja Bim. Saya kenal tamu beliau kok." ujar Dara.

Bima kemudian mengangguk dan mempersilahkan Dara untuk langsung menemui Arya di ruangan samping. Ruang samping adalah ruang terbuka dengan jendela besar yang menghadap pemandangan kota. Ruangan itu sengaja dibuat oleh Arya untuk menerima klien perempuan. Arya tidak ingin berada di ruangan tertutup bersama dengan perempuan yang tidak memiliki hubungan apapun dengannya.

Dara melihat Arya yang duduk berhadapan dengan Shalma. Dara semakin mendekat dengan keduanya. Samar-samar telinganya mendengar pembicaraan keduanya.

"Kenapa kamu ninggalin aku Arya? Kenapa kamu mengkhianati aku dengan menikahi perempuan lain?" ujar Shalma getir.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang