Part 11 - Perihal Kabar

1.5K 65 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 11 - PERIHAL KABAR

Dara melangkah masuk ke dalam rumah saat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Ia baru beranjak pulang setelah melaksanakan shalat maghrib di mushola restoran. Dengan pelan ia membuka pintu yang ternyata tidak terkunci, pasti karena Arya sudah pulang ke rumah.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Ucapan salam Dara dijawab dengan datar oleh Arya yang sedang duduk di kursi ruang tengah. Dara yang melihat Arya hanya duduk dan menatapnya dengan datar seketika terkesiap. Arya terlihat marah. Matanya menatap Dara dengan tajam dan mengintimidasi.

"Ar, aku-"

"Darimana?"

Dara tertegun sesaat begitu perkataannya disela begitu saja. Ia menatap Arya dengan cemas. Oke, Dara sudah membuat laki-laki dihadapannya ini marah.

"Maaf aku nggak bilang, aku dari restoran." ujar Dara sambil berjalan mendekati Arya.

"Dari jam berapa di sana?" tanya Arya mengintimidasi.

"Dari siang. Tadi Giselle telpon aku karena ada-"

"Kenapa baru pulang sekarang? Udah jam berapa ini?" sela Arya cepat.

Dara yang perkataannya disela Arya seketika memejamkan mata menahan rasa kesal. Ia benci disudutkan seperti ini. Dara membuka mata dan menatap Arya memperingati.

"Dengerin aku ngomong sampai selesai!!" ujar Dara tegas. Ia menatap Arya dengan tak kalah tajam.

"Tadi ada kecelakaan kecil di dapur restoran. Jadi aku harus anterin juru masak aku ke rumah sakit dan setelahnya aku bantu-bantu di resto dulu sebelum pulang." jelas Dara lugas.

"Kenapa nggak ngasih kabar?" tajam Arya.

"Gimana bisa aku pegang hp pas keadaan lagi chaos kaya tadi? Aku panik dan nggak sempet ngabarin kamu. Dari ashar tadi hpku mati karena kehabisan baterai dan aku gak sempet buat ngecharge." jelas Dara.

Arya hanya diam dan tidak membalas perkataan Dara sama sekali. Dara yang melihat Arya terdiam seketika menghela napas cemas. Ia mendekati Arya dan menatap Arya yang masih menunduk.

"Kamu marah?" cicit Dara.

"Enggak." ujar Arya datar.

Arya menghela napas lalu berbalik hendak beranjak menuju kamar, namun lengannya segera dicekal Dara. Ia menoleh dan menatap perempuan dihadapannya dalam diam.

"Kamu marah." ujar Dara.

"Saya enggak marah." kilah Arya.

"Kamu marah Ar."

"Saya nggak marah."

"Bohong." sela Dara cepat.

"Saya cuma khawatir."

"Saya takut terjadi sesuatu sama kamu diluar sana. Saya khawatir karena kamu nggak jawab telpon saya dan kamu nggak bales wa saya. Saya khawatir sama kamu Dara." lanjut Arya.

Arya menghela napas pelan setelahnya. Ia sangat panik karena ketika pulang, ia mendapati rumah dalam keadaan kosong dan Dara tidak membalas atau mengangkat telponnya sama sekali. Ia berusaha menghubungi Dara berkali-kali namun sama sekali tidak ada jawaban. Arya ingin mencari Dara namun ia tidak tau kemana kebiasaan Dara jika Dara pergi keluar rumah.

Sedangkan Dara menelan ludah melihatnya. Meskipun Arya terlihat tidak marah lagi dan menurunkan nada bicaranya, Arya masih belum melunturkan tatapan tajamnya. Dara tidak bisa membiarkan Arya marah padanya, bagaimanapun ini salahnya karena tidak mengabari dan menyebabkan Arya marah seperti sekarang.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang