Part 16 - Kebahagiaan

1.5K 55 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 16 - KEBAHAGIAAN

Tepat pukul 03.05 Dara membuka mata dan seperti biasa, pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah sang suami yang sedang terlelap. Dara segera mendudukkan diri dan mengumpulkan seluruh kesadarannya, tak lupa juga ia membetulkan letak kerudung yang tersemat di kepalanya.

Kepalanya menoleh dan segera saja ia bangunkan Arya agar keduanya bisa menunaikan sholat tahajjud bersama.

"Aarr.."

Tanpa menunggu lama, Arya langsung membuka matanya dan mendudukkan diri.

"Jam berapa Dar?" tanya Arya dengan suaranya yang serak.

"Jam tiga kaya biasa. Mau kamu atau aku dulu yang ke kamar mandi?"

"Kamu dulu aja."

Dara hanya mengangguk dan beranjak menuju kamar mandi. Setelah menyelesaikan urusannya, Dara keluar dari kamar mandi dan menyiapkan alat sholat untuk keduanya. Setelah bersama selama enam bulan, Dara memang selalu shalat bersama dengan Arya. Berbeda dengan ketika awal menikah, Dara masih malu dan enggan jika sholat berdua dengan Arya. Hingga pada akhirnya Arya mengutarakan keinginannya dan memberikan pengertian kepada Dara bahwa Arya adalah suaminya dan Arya ingin sholat bersama dengan Dara setiap kali mereka ada waktu.

"Dar, saya tau kamu masih beradaptasi dengan kehadiran saya di hidup kamu. Saya pun juga masih perlu adaptasi dan perlu waktu untuk terbiasa. Kita bisa mulai membiasakan diri dengan kehadiran satu sama lain dengan mulai dari hal sederhana. Kita mulai dari shalat berjamaah ya. Saya mau kamu jadi makmum saya."

Dara hanya mengangguk dan memilih mengikuti kemauan Arya pada waktu itu. Hingga sekarang, keduanya menjadikan shalat berjamaah sebagai waktu untuk keduanya bisa menghabiskan waktu dengan sang Pencipta dan menghabiskan waktu berdua.

Dara menunggu Arya berwudhu dan setelahnya, pasangan suami istri tersebut menunaikan shalat tahajjud bersama. Keduanya shalat dengan khusyuk lalu melipir sebentar untuk tadarus hingga adzan subuh berkumandang. Keduanya segera menuju mushala yang ada di rumah keluarga dan melanjutkan ibadah bersama dengan anggota keluarga yang lain.

0_0

Setelah menunaikan ibadah shalat, Dara memilih untuk membersihkan kamar dan juga kamar mandi. Setelahnya ia melipir ke dapur untuk memasak. Ketika sampai di dapur Dara bisa melihat ibu mertuanya sedang mencuci beras di depan wastafel.

"Bunda mau mbak bantu?" tanya Dara.

"Loh? Mbak ngapain ke dapur? Istirahat dulu aja di kamar mbak." usir Winda.

"Mbak kan udah tidur semalem bun, nggak capek kok. Ini bunda mau masak apa? Biar mbak siapin bahannya."

"Bunda aja yang masak, mbak kan tiap hari masak, hari ini libur dulu ya. Udah sana balik ke kamar."

Winda segera mendorong pelan tubuh Dara agar keluar dari dapur. Sedangkan Dara yang tak enak karena telah diusir memilih melipir kembali ke kamar. Dara berjalan pelan menuju kamar Arya dan begitu masuk, Dara mendapati Arya duduk di sofa kamar sedang mengecek beberapa laporan. Dara menghampiri Arya dan duduk di samping Arya sambil menopang dagu.

"Sama bunda diusir. Gaboleh masak katanya." adu Dara.

Arya tekekeh singkat setelah mendengar gerutuan Dara. Ia menoleh dan menatap Dara yang tengah menggerutu. Senyum Arya tersungging begitu melihat ekspresi Dara yang cemberut.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang