Part 42 - Ingkar

1.2K 40 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 42 - INGKAR

Dara melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan Dara merasa sangat lelah. Sebelum ke kamar, Dara menyempatkan untuk ke dapur dan meminum segelas air putih sekedar untuk menghilangkan rasa haus di kerongkongannya.

Setelahnya ia menuju kamar untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri Dara membuka ponsel dan menghubungi Arya.

Mas Arya💋

Dar, maaf yaa mas nggak bisa jemput hari ini. Dinner kita ditunda dulu yaa, mas ada meeting mendadak sama beberapa investor.

Maaf ya sayang..
16.04

Owhh
Iya mas nggak papa
16.20

Mas
Nanti pulang jam berapa? Mau dimasakin apa?
17.38

Begitu membuka roomchat dengan sang suami, Dara malah kembali mengingat Arya yang membatalkan janji mereka karena ada meeting penting dengan kolega bisnis laki-laki itu. Ini bukan yang pertama kalinya, yang keempat kali mungkin? Dara bahkan sudah tak ingat kapan terakhir kali ia keluar berdua dengan sang suami.

Dara segera menepis pikiran buruk yang melintas di otaknya. Ia menunggu beberapa saat, namun Dara tidak juga mendapatkan balasan. Bahkan pesannya tidak juga dibaca oleh sang suami. Dara menghela napas lalu beralih untuk menelpon Bima.

Halo bu

Halo Bim. Bapak dimana?

Bapak masih ada rapat bu.

Masih lama nggak rapatnya

Sepertinya masih lama bu, ini bapak baru aja masuk ruang meeting.

Nanti kalau udah selesai rapat tolong pesenin makan buat bapak ya Bim. Sekalian buat kamu juga, saya isiin gopay kamu ya.

Baik bu.

Makasih Bim.

Siap bu

Setelah menutup telpon, Dara beralih aplikasi dan mengisi saldo milik Bima. Lalu ia beranjak untuk memasak mie instan. Entah mengapa hari ini ia malas sekali memasak.

Dara membawa semangkuk mie kuah rasa kari ayam lengkap dengan potongan sawi dan juga telur ke meja makan. Ia mendudukkan diri di sana dan makan dengan tenang. Matanya mengedar ke penjuru rumah, rasanya sepi sekali karena Arya sedang sibuk. Memang selama sebulan terakhir Arya sering sekali lembur. Bahkan tak jarang laki-laki itu pulang diatas jam sepuluh malam dimana Dara sudah menyelam ke pulau kapuk.

Karena Arya yang sering lembur dan beberapa kali harus keluar kota, waktu yang bisa diluangkan Arya untuk Dara semakin terbatas. Mereka hanya berkomunikasi sesekali melalui ponsel untuk menanyakan kabar masing-masing. Selama satu bulan terakhir, Arya hanya memiliki sedikit waktu untuk sekedar libur.

Karena kesibukan Arya dengan proyek barunya, Dara merasa kesepian karena Arya tidak memiliki waktu untuknya. Dara bahkan sudah lupa kapan terakhir kali ia bercerita tentang kesehariannya kepada Arya. Dara bahkan lupa kapan terakhir kali ia shalat isya bersama sang suami, saking seringnya Arya pulang malam.

Dara menghela napas, tiba-tiba saja hatinya terasa sesak karena merindukan Arya. Rasa rindu itu bercampur dengan rasa kecewa yang menumpuk seiring dengan janji yang diingkari oleh Arya. Dara menghembuskan napas dengan pelan berusaha untuk menahan tangis, namun bukannya tenang hatinya malah semakin sesak. Genangan air mata perlahan mengalir melalui kedua pipinya. Mata Dara seketika memejam, ia menunduk dan menyingkirkan mangkuk mie dari hadapannya. Mie yang baru ia makan dua suap itu sudah tidak bisa ia telan lagi.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang