Part 9 - Apapun

1.3K 61 2
                                    

Selamat membaca:)

PART 9 - Apapun

"Merasa lebih baik?"

Pertanyaan Arya hanya dijawab anggukan oleh Dara. Sedari tadi Dara hanya diam sambil sesekali meminum teh yang dibuatkan oleh Arya. Keduanya kini sedang duduk di meja makan setelah menghabiskan bubur dan setelahnya Dara hanya terdiam dan menundukkan kepalanya. Sungguh, Dara yang berubah menjadi lebih pendiam seperti ini membuat Arya khawatir.

"Saya baru ada rencana lapor ke pak RT nanti sore, dan saya nggak nyangka akan jadi fitnah seperti ini. Harusnya saya langsung lapor begitu pindah kesini. Maaf ya." ujar Arya.

"Aku kira pak RT udah tau karena semua surat nikah kita udah beres." ujar Dara setelah mengangkat kepalanya.

"Alamat kamu masih di rumah papa Dar, jadi semua urusan surat nikah kemarin diurus dari sana." Jawab Arya.

Dara hanya menghela napas dan berusaha untuk menenangkan hatinya. Sungguh, pertengkarannya dengan bu Nani kali ini cukup membuat hatinya sakit. Tidak seharusnya bu Nani mengatakan hal menyakitkan seperti tadi. Jujur saja Dara benar-benar sakit hati dan sempat hilang kendali tadi.

"Makasih ya buat yang tadi. Kayaknya kalau kamu nggak dateng aku bisa ngeluarin lebih banyak kata-kata menyakitkan. Maaf juga kalau kamu harus denger sesuatu yang nggak pantas." ujar Dara sambil menunduk.

Sungguh, Dara sangat malu karena Arya harus mendengar hal yang memalukan seperti tadi. Bagi Dara, dilamar oleh laki-laki yang menghamili perempuan lain adalah aib dan Dara tidak ingin orang lain mengetahui hal ini. Namun Arya sudah terlanjur mendengar dan Dara hanya bisa meminta maaf.

"Nggak masalah Dara. Kamu nggak perlu minta maaf, itu semua bukan salah kamu."

Dara hanya terdiam dan mengangkat kepalanya secara perlahan. Matanya bersibobrok dengan bola mata Arya yang setajam elang.

"Dara, kalau saja saya datang terlambat mungkin ibu-ibu tadi sudah menampar kamu. Perkataan dan perbuatannya bener-bener keterlaluan. Dia menyakiti kamu dan kamu berhak untuk membela diri. Kalau dia berusaha mengganggu kamu lagi, kamu bilang sama saya. Saya bisa balas dia sesuai dengan apa yang kamu mau." Tegas Arya.

Dara tertegun begitu mendengar perkataan Arya. Ia hanya mengerjab dan memandang Arya dengan jantung yang bertalu-talu. Sedangkan Arya yang melihat keterdiaman Dara pun melanjutkan perkataannya.

"Dara, siapapun orangnya, tidak ada yang boleh menyakiti istri saya."

0_0


Dara berjalan dengan melihat-lihat barang yang ada di sekitarnya. Ia mengingat kembali barang apa saja yang sudah habis di rumah dan perlu untuk dibeli sebagai stock. Sedangkan Arya hanya diam sambil mendorong troli di sampingnya, membiarkan Dara memilih barang sesuka hati. Mereka berdua sudah mengelilingi supermarket selama setengah jam tapi Dara dan Arya masih tetap stuck di rak kedua dari puluhan rak di sana. Jujur saja Arya sudah mulai jenuh.

"Beli apa aja deh Dar." keluh Arya.

"Jangan sembarangan beli!! Nggak boleh boros." peringat Dara.

Arya hanya terdiam setelahnya. Yasudah, terserah Dara saja. Ia akan menurut.

"Arya shampo kamu merknya apa?" tanya Dara.

"Apa aja deh Dar."

"Owkeeeyy."

".... "

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang