Part 25 - Bersedia

1.3K 47 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 25 - Bersedia

Dara hanya memasak nasi goreng saja pagi ini. Moodnya kurang baik karena pembicaraan terakhirnya dengan Arya semalam. Sebenarnya Giselle dan Aji dulu pernah menawarkan hal yang sama pada Dara tapi Dara menolak karena tidak ingin merepotkan Giselle dan juga Aji. Dara hanya berkata tidak apa-apa dan bekas ini pasti akan menghilang sendiri seiring berjalannya waktu. Dan akhirnya Giselle hanya mengiyakan dan menghormati apapun keputusan Dara.

Dulu, Dara tidak berniat menghilangkan bekas luka itu karena hanya ia yang akan melihat semua bekas luka itu dan memang Dara tidak berniat menikah sama sekali. Tapi sekarang kondisinya sudah berbeda, Dara sudah menikah dan ia mencintai suaminya. Cepat atau lambat, Dara pasti akan menyerahkan dirinya kepada Arya dan sungguh, Dara pasti merasa malu kalau bekas luka itu dilihat oleh Arya.

"Dara?"

Lamunan Dara seketika buyar begitu mendengar suara Arya. Dara berbalik dan menemukan Arya yang sudah rapi memakai kemeja dan celana bahan. Tapi Dara hanya terdiam menatap Arya, ia tiba-tiba salah fokus dengan ketampanan sang suami. Lengan kekar dan bahu lebar suaminya inilah yang memberikan kenyamanan untuknya setiap ia tidur. Tangan berotot itu juga lah yang selalu menggenggam tangannya, mengelus kepala dan punggungnya dengan lembut.

Pandangan Dara beralih menatap wajah Arya. Mata yang menatapnya dengan tatapan lembut penuh cinta. Hidung mancung itu sering mengusak pucuk kepalanya ketika ia tidur. Dan bibir itu, bibir itulah yang selalu mengecup keningnya dengan sayang setiap malam.

"Dar? Kamu ngelamun?"

Arya mendekati Dara yang hanya menatapnya sambil bengong. Tangan Arya terangkat dan menyentuh bahu sang istri yang tidak terluka.

"Dar?"

Dara seketika tersentak, ia pun mengedarkan pandangannya berusaha agar tidak menatap Arya. Takut salah fokus lagi.

"Kamu kenapa Dar?"

"Nggak papa mas. Mas mau sarapan sekarang? Aku cuma masak nas- MAS!!"

Dara terpekik kaget karena gerakan Arya yang tiba-tiba mendekat dan mendorongnya hingga pinggang Dara menyentuh meja bar di belakangnya. Tangan Arya berada di kedua sisi tubuh Dara dan Dara hanya berpegangan pada lengan Arya karena kaget. Badan Dara sedikit terhuyung ke belakang. Dara mengangkat kepalanya menatap Arya yang lebih tinggi darinya.

"Kamu kenapa?" tanya Arya bingung.

Dara hanya menatap Arya dengan mata bulatnya tanpa berkedip. Sedangkan Arya masih menunduk dan menatap Dara dengan lekat. Jarak keduanya sangat dekat dan membuat kinerja jantung Dara menggila. Ya Tuhan suaminya terlihat sangat tampan dalam jarak sedekat ini.

"Dar?" panggil Arya sekali lagi.

Dara seketika terkesiap. Ia kemudian berkedip dan mengalihkan pandangannya. Ia sedikit mendorong Arya menjauh tapi Arya tetap bergeming.

"Mas minggir dulu." cicit Dara.

Arya tidak menjawab Dara dan malah semakin maju hingga kini tubuh keduanya menempel tanpa celah sedikitpun. Dara seketika panik, perbuatan Arya membuat jantungnya semakin bertalu-talu.

"Mas!!"

Dara berusaha mendorong Arya menjauh tapi Arya malah semakin mendekat. Hingga pada akhirnya Dara pasrah dan membiarkan Arya semakin mendekatinya.

"Saya peluk kamu ya?" ujar Arya.

Dara hanya menatap Arya  sejenak sebelum mengangguk. Membiarkan Arya menyerukkan kepalanya di leher Dara. Tangan Arya yang tadinya mengungkung Dara beralih meraih pinggang Dara agar keduanya semakin dekat. Sedangkan Dara hanya diam dan balas memeluk Arya. Di tengah keheningan, Arya tiba-tiba saja melepaskan pelukan keduanya dan menatap mata Dara dengan lekat.

"Kamu kenapa bengong? Kepikiran yang semalam?" ujar Arya lembut.

Air muka Dara langsung berubah. Dan perubahan ini membuat Arya yakin bahwa tebakannya benar.

"Jangan terlalu dipikirin. Kalau kamu nggak mau juga nggak papa kok." ujar Arya sambil mengelus sisi kepala Dara.

Dara terdiam sejenak sebelum mengucapkan sesuatu. Ia menatap Arya dengan senyum kecil.

"Aku udah mikirin ini dari semalem, aku mau kok mas. Tolong cariin dokter buat aku ya."

Arya hanya tersenyum dan kembali memeluk Dara. Arya merasa senang karena Dara mau menghapus bekas luka yang ada di tangan Dara. Meskipun dengan menghapus bekas luka itu tidak akan membuat luka di hati Dara sembuh, setidaknya Dara tidak lagi mengingat kenangan buruk ketika ia sedang menyakiti dirinya sendiri. Setidaknya Dara bisa sedikit melupakan dan mengikhlaskan segala kenangan buruk yang terjadi di masa lalunya. Dan Arya berharap suatu saat Dara akan bisa berdamai dengan masa lalunya. Arya akan membantu dan menemani Dara.


TBC

Heloooowwww

Semoga suka dengan part ini yaa. Maaf part ini agak pendek. Jangan lupa tinggalin jejak🙌🤍

Love,

Esteh
06 Juni 2023

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang