Selamat membaca:)
PART 38 - CINCIN
Kriinnggg!!
Dara menggeliat begitu mendengar suara alarm dari ponselnya. Ia mematikan alarm dan matanya seketika membola karena jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Dara mendudukkan diri sebelum meringis karena rasa nyeri yang menyerang perut bagian bawahnya.
Dara mendesis pelan sebelum menoleh ke ranjang bagian kanan, kosong. Kasur tersebut hanya berisi dirinya seorang. Pandangan Dara mengedar dan tidak menemukan sosok Arya di kamar. Dara hendak meraih ponsel sebelum mendapati sebuah kotak yang ada di samping lampu tidur. Kening Dara mengernyit, Dara ingat bahwa semalam tidak ada kotak apapun di nakasnya.
Dengan rasa penasarannya yang meluap, Dara meraih kotak tersebut. Setelah dibuka, Dara terkejut begitu mendapati sebuah cincin di sana. Cincin silver itu cantik sekali dengan sebuah permata berwarna biru yang berada di tengah dan dikelilingi permata kecil berwarna putih. Dara sampai terbengong karena keindahannya. Selesai dengan rasa kagumnya, Dara beralih mengambil sebuah surat yang ada di bawah kotak tersebut.
To : my beloved wife
Sayang, maaf ya aku nggak bangunin kamu. Maaf aku harus ke Bali tanpa pamit sama kamu. Aku baru dapet infonya semalem. Rencananya aku mau pamit pagi tapi kamu keliatan nyaman tidurnya, aku nggak tega bangunin kamu. Aku udah siapin air anget di dalem termos, masukin ke hot water bag buat kompres perut kalau-kalau perutnya nyeri. Alarmnya udah aku set jadi jam 6, aku juga udah siapin sarapan di bawah. Sarapan dulu sebelum berangkat ke sekolah.
Aku beliin kamu cincin. Ini cincin pernikahan kita yang aku pesan satu minggu setelah aku melamar kamu ke mami sama papa. Tapi aku baru bisa ambil kemarin karena baru jadi kemarin. Semoga kamu suka. Jangan lupa dipakai ya, biar nggak dikira masih gadis:)
I love you<3
Love,
Your husbandDara terkekeh begitu membaca kalimat terakhir dari surat yang ditulis oleh sang suami. Biar tidak dikira masih gadis katanya, ternyata suaminya masih merasa cemburu.
Dara kemudian beranjak untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Setelah bersiap ia ke dapur dan memakan nasi goreng buatan Arya sambil meletakkan hot water bag ke perutnya. Sesekali tatapannya mengarah ke jari manis tangan kirinya yang tersemat cincin indah pemberian sang suami. Senyum tidak pernah luntur dari wajah Dara.
0_0
Dara menghela napas begitu mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Jam menunjukkan pukul enam sore dan ia baru saja pulang dari sekolah tempatnya mengajar. Dara mengeluarkan ponsel dan mengecek aplikasi pesan. Arya tidak membalas pesannya tadi siang. Mungkin laki-laki itu masih sibuk.
Karena tidak ada pesan apapun, Dara memutuskan untuk membersihkan diri dan memasak. Ia memasak mie instan sebagai menu makannya malam ini. Dara memasukkan mie ke dalam mangkuk sambil terkekeh. Arya pasti akan memarahinya jika ia tau bahwa Dara makan mie instan dalam keadaan perut kosong sedari siang.
Dara memakan mie nya dengan tenang sebelum mendengar suara dering ponselnya. Dara tersenyum dan mengangkat panggilan video dari Arya.
"Assalamu'alaikum." salam Dara setelah wajah Arya muncul di layar ponselnya.
"Waalaikumsalam sayang. Kamu lagi ngapain?"
"Hehe, lagi makan. Kamu udah makan?"
"Udaah. Ini abis shalat juga. Tadi sakit nggak perutnya?"
"Sakit dikit, tapi udah nggak papa kok."
"Gimana hari ini?"
"Nggak gimana-gimana, ngajar kaya biasa terus pulang. Kamu gimana?"
"Tadi abis sampe sini rapat terus bahas perkembangan proyek. Ini proyeknya termasuk besar jadi kemungkinan aku bakal sibuk kedepannya dan bakal sering lembur juga."
Dara mengangguk pelan mendengar penjelasan Arya.
"Semangat ya mas, semoga lancar terus."
"Makasih sayangkuu. Kamu juga, jangan capek-capek."
"Harusnya aku nggak sih yang bilang gitu ke kamu?"
"Haha, enggak. Aku udah biasa kaya gini. Kamu besok mau ngapain?"
"Nggak ngapa-ngapain sih. Paling aku besok abis ngajar mau ke resto, mau ketemu Giselle. Boleh kan?"
"Iyaaa boleh. Tapi pulangnya jangan malem-malem. Jam tujuh udah sampe rumah ya."
"Hemmm."
Keheningan menyapa keduanya karena Arya yang tiba-tiba saja pergi dan meninggalkan ponselnya begitu saja. Samar-samar Dara mendengar suara Arya yang mengobrol dengan Bima.
Dara yang melihat Arya pergi bergegas menghabiskan mie nya lalu menaruh mangkuk di wastafel. Biarlah ia mencuci piring besok pagi. Kakinya melangkah menuju kamar dan Dara menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Menyenderkan ponselnya pada guling dan menatap layar ponselnya yang masih menampakkan tembok kosong, menunggu Arya selesai berdiskusi dengan Bima.
Dara hampir memejamkan mata jika telinganya tidak mendengar suara derit kursi yang ditarik Arya. Dara membuka mata dan mendapati Arya yang kembali menatapnya.
"Tidur ya?"
"Belum kok."
"Kamu kayaknya udah ngantuk."
Dara hanya menggeleng dan menatap Arya dengan dalam. Begitupun Arya yang menatap Dara dengan lekat.
"Makasih ya mas cincinnya." sahut Dara tiba-tiba.
"Suka?"
"Hemm, suka banget."
"Harusnya cincinnya aku pakein pas kita nikah, tapi pas itu cincinnya belom jadi karena kita nikahnya mendadak. Jadi aku kasih buat hadiah aja sekarang."
Dara tersenyum mendengar perkataan Arya.
"Nggak papa kok. Aku suka semua yang kamu kasih buat aku."
"Ih gombal."
"Loh bener kok."
"Iya sayangkuuuu. Udah gih kamu tidur, kayaknya udah ngantuk."
"Kamu nggak mau tidur?"
"Belom, sebentar lagi. Mau ngecek laporan dulu."
"Yaudah aku tidur duluan. Kamu jangan tidur malem-malem ya. Jangan kecapean dan jangan sampe sakit. Hati-hati disana."
"Heemmm, love you."
"Love you too. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah menutup telpon, Dara menaruh ponselnya di nakas dan bergegas mematikan lampu kamar. Ia memposisikan diri untuk tidur dan membiarkan kesadarannya terenggut secara perlahan.TBC
MAKASI UDAH BACAAAA🤍🤍
Love,
Esteh
6 September 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA & DARA [END]
Romance[END] Habis nikah cium tangan suami❌ Habis nikah tampar pipi suami✔️ ____________________ Saya terima nikah dan kawinnya Adara Utari Gita binti Hadinata dengan mas kawin tersebut tunai. Suara Arya yang mengucap ijab kabul dengan satu tarikan nafas b...