Selamat membaca:)
PART 15 - TERBIASA
Semenjak kesepakatan antara Arya dengan Dara untuk menjalani pernikahan ini dengan baik enam bulan yang lalu, hubungan keduanya semakin dekat. Arya juga tidak lagi terlalu kaku, begitupun Dara. Sudah menjadi kebiasaan Dara untuk selalu meminta izin kepada Arya jika hendak pergi keluar rumah. Sudah menjadi rutinitasnya juga untuk selalu mencium tangan Arya setiap hendak pergi.
Dara sudah tidak merasa canggung lagi jika bersentuhan dengan Arya, tidak seperti awal-awal pernikahan mereka dimana Dara terlihat sangat enggan untuk melakukan kontak fisik dengan Arya. Meskipun sampai saat ini Dara sesekali masih mengenakan hijabnya jika dihadapan Arya, Arya tidak masalah dengan itu.
Setiap harinya, Dara selalu memasak untuk Arya, menyiapkan makanan untuk Arya, dan kemudian Arya lah yang akan mencuci piring. Jika Dara yang mencuci baju, maka Arya lah yang akan menjemurnya. Jika Dara yang menyapu, maka Arya yang akan mengepel. Jika Dara yang menyetrika baju mereka, maka Arya yang akan mengelap semua bagian rumah agar tidak berdebu.
Semua pekerjaan dikerjakan berdua, Arya tidak ingin Dara melakukan semuanya sendiri. Namun jika pekerjaan Arya sedang banyak, Dara bisa mengerti bahwa Arya belum bisa membantunya dan ia sendiri yang akan mengurus semua pekerjaan rumah.
Arya sangat bersyukur memiliki Dara, Dara adalah perempuan baik-baik. Dara juga menjaga dirinya dari pergaulan yang buruk. Meskipun Dara masih keras kepala dan galak, sedikit demi sedikit Dara mulai merubah sikapnya dan berusaha untuk lebih lembut.
Meskipun agak mustahil jika perempuan bar-bar nan judes itu bersikap lembut sepenuhnya, namun Dara selalu berusaha yang terbaik. Perubahan sikap Dara membuat Arya senang dan ia merasa bersyukur karena memiliki istri yang mau belajar untuk menjadi lebih baik.
Tidak hanya Arya, namun Dara pun juga bersyukur. Hingga saat ini, Arya tidak pernah marah ketika Dara mengomel dan mengomentari apapun yang laki-laki itu lakukan. Arya selalu berbicara padanya dengan nada yang rendah dan tetap menegur Dara jika Dara salah, dan Dara tidak masalah dengan itu. Arya selalu memperlakukannya dengan baik, Arya juga membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, memberikan Dara nafkah berkali-kali lipat dari gajinya.
Mengenai urusan keuangan mereka, Arya memang menyerahkan semua gajinya kepada Dara dan ia juga bilang bahwa ia masih memiliki uang di rekening lain, jadi tidak masalah jika Dara menghabiskan uang yang ia berikan. Arya juga selalu menyuruh Dara untuk menghabiskan uang yang ia berikan, dan berakhir Dara yang mengomel, mengatakan bahwa Arya selalu mengajaknya untuk boros.
Saat ini keduanya sedang dalam perjalanan menuju rumah keluarga Arya, keduanya sepakat untuk menginap disana. Setelah menjemput Dara dari sekolah, Arya langsung menuju rumah keluarganya. Mengingat Winda sudah mengomeli Arya yang tidak pernah mengajak Dara ke rumah keluarga Adyatama. Selain karena kesibukan pekerjaan mereka, Dara dan Arya sepakat akan mengunjungi rumah kedua orang tua mereka saat hubungan mereka sudah lebih baik. Dara dan Arya hanya tidak ingin membohongi para orang tua dengan berpura-pura baik-baik saja.
"Ar, nanti bunda marah nggak ya sama aku?" tanya Dara khawatir.
"Kenapa marah?" bingung Arya.
"Aku kan nggak pernah nginep disana semenjak kita nikah, takut dikira mantu durhaka." cicit Dara.
"Nggak papa. Bunda nggak masalah kok." ujar Arya singkat.
Keduanya kembali terdiam, namun kegugupan jelas terlihat dari gestur Dara yang memilin jari tangan, dan kakinya yang bergerak secara terus-menerus. Arya yang menyadari ini langsung meraih tangan Dara di genggamannya. Sementara Dara hanya diam dan membiarkan tangannya berada dalam genggaman Arya.
Saat sampai di rumah keluarga Adyatama, Arya melepaskan genggaman mereka dan turun lebih dulu untuk membukakan pintu untuk Dara. Hal ini sudah biasa dilakukan Arya, tapi masih saja Dara merasa tersipu dan jantungnya masih berdetak keras hanya karena hal sepele ini.
Keduanya berjalan bersama menuju pintu rumah keluarga Adyatama. Kedatangan keduanya langsung disambut senyuman lebar dari Winda dan juga Kirana.
"Assalamu'alaikum bun." salam Arya dan Dara.
"Waalaikumsalam. Akhirnya kalian dateng juga. Ayo masuk mbak." ujar Winda.
Perasaan Dara seketika menghangat mendapatkan perlakuan lembut dari sang mertua. Winda selalu membuatnya nyaman dan berbicara dengan nada yang lembut padanya, Winda juga bukan sosok mertua yang nyinyir dan suka ikut campur dalam urusan rumah tangganya dan Arya. Sungguh, meskipun menikah dadakan, Dara sangat bersyukur memiliki mertua seperti Winda.
"Mbak udah makan belum? Ini bunda bikin capcay sama sambel cumi kesukaan kamu, mbak mau makan sekarang?" tawar Winda sambil menuntun Dara masuk ke dalam rumah.
"Kita belum makan bun, tadi sarapannya beli. Dara sengaja nggak masak, Arya udah bilang kalau hari ini kita sarapan disini aja." ujar Arya.
"Bagus kalau gitu, yuk makan dulu. Mbak mau bunda ambilin apa?" tawar Winda.
"Mbak ambil sendiri aja bunda, bunda makan bareng mbak sekalian aja ya?" tawar Dara.
"Bunda tadi udah makan sama ayah, kalian makan aja berdua. Kalau gitu Bunda naik ke kamar aja yaa." tolak Winda halus.
"Iya bun."
Setelahnya Winda memilih kembali ke kamarnya dan meninggalkan Arya dan Dara di ruang makan. Ia sengaja pergi ke kamar karena tidak ingin mengganggu waktu keduanya.
"Ar, mau makan sekarang kan?" tanya Dara sembari mengambilkan piring.
"Iyaa." Jawab Arya singkat.
Setelahnya Arya hanya terdiam melihat bagaimana Dara menyiapkan makanan untuknya dan untuk dirinya sendiri. Dara yang ia kenal dulu tidak pernah melakukan pekerjaan rumah dan merupakan gadis yang sangat manja dan juga cerewet. Namun sekarang Dara seperti berubah menjadi pribadi yang lain. Dara yang rajin melakukan ibadah, selalu menyelesaikan pekerjaan rumah, dan Dara yang ia lihat sekarang sudah bukan Dara yang manja lagi. Ia melihat Dara yang mandiri, tegas, dan memiliki prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Dara sendiri.
TBC
HALOOOWWWW
Aku up lagi, maaf ya kalau lama. Semoga suka sama part ini, jangan lupa tinggalin jejak✨✨
Love,
Esteh
27 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA & DARA [END]
Romance[END] Habis nikah cium tangan suami❌ Habis nikah tampar pipi suami✔️ ____________________ Saya terima nikah dan kawinnya Adara Utari Gita binti Hadinata dengan mas kawin tersebut tunai. Suara Arya yang mengucap ijab kabul dengan satu tarikan nafas b...