Part 18 - Kehilangan Kata

1.4K 58 0
                                    

Warning!!
Part ini mengandung konten sensitif, hati-hati bacanya. Pelan-pelan aja.

Selamat membaca:)

PART 18 - KEHILANGAN KATA

Selepas melaksanakan shalat isya, Dara mendudukkan dirinya di depan meja rias. Ia membubuhkan moisturizer pada wajahnya. Kemudian tangannya beralih meraih sisir dan menyisir rambutnya yang panjang. Dengan pelan ia menyisir rambutnya yang panjangnya hampir menyamai pinggangnya.

"Ini rambut panjang banget." gumam Dara.

"Apa dipotong aja ya ini rambut?" lanjut Dara pelan.

"Kenapa dipotong?" tanya Arya tiba-tiba.

Dara tersentak kaget. Ia menatap cermin dihadapannya dan mendapati Arya yang berdiri di belakangnya sambil bersedekap. Ternyata Arya mengawasinya sedari tadi. Dara hanya menatap Arya dalam diam. Arya berjalan mendekat dan merebut sisir dari tangan Dara. Tangannya dengan telaten menyisir rambut Dara yang panjang dan tebal.

"Kamu lebih cocok kalau rambutnya panjang." ujar Arya singkat.

Mata Arya beralih menatap Dara melalui cermin. Keduanya bertatapan dalam diam. Arya menatap Dara yang malam ini terlihat sangat cantik dengan rambut terurainya. Dan Dara yang terpaku melihat bola mata legam nan tajam milik sang suami.

Kontak mata keduanya terputus begitu terdengar bunyi ketukan di pintu. Dara yang pertama kali tersadar segera meraih hijabnya dan beranjak untuk membuka pintu. Sedangkan Arya hanya mengamati semua pergerakan Dara dalam diam.

Cklek

"Kirana?"

Begitu Dara membuka pintu kamarnya, tampak Kirana di sana sedang tersenyum lebar dan menatap Dara.

"Mbak, lagi gabut nggak?" tanya Kirana.

"Kenapa?" tanya Dara.

"Mau ngajak mbak Dara nonton film, mumpung malam minggu mbak, di netflix ada film baru yang bagus. Rencananya aku mau ngajak mbak nonton tadi sore, tapi ternyata mbak Dara udah disabotase sama bunda." gerutu Kirana.

Dara hanya terkekeh pelan. Ia hendak mengiyakan ajakan Kirana sebelum suara Arya menyela pembicaraan keduanya.

"Nggak boleh. Mbak mu udah mau tidur." tegur Arya.

Dara seketika menoleh ke belakang dan menatap Arya memicing. Bibirnya menipis dan matanya yang lebar semakin melotot. Arya yang ditatap seketika merubah pandangan tajamnya dan meringis. Dara kemudian beralih menatap Kirana yang cemberut.

"Enggak kok, mbak belom mau tidur. Yuk kita nonton film. Biarin aja itu masmu." ujar Dara.

Dara berlalu sambil menggandeng tangan Kirana. Keduanya berjalan menuju kamar Kirana meninggalkan Arya yang menghela napas karena ditinggal sang istri.

0_0


Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Dara menoleh dan mendapati Kirana sudah tertidur sambil memeluk lengannya. Dengan perlahan Dara menarik lengannya dan membetulkan letak selimut yang dipakai Kirana. Perlahan ia turun dari ranjang dan beranjak untuk mematikan proyektor dan juga lampu di kamar Kirana. Setelah mematikan lampu, Dara keluar dari kamar Kirana dan berjalan menuju dapur.

Dara berniat untuk membuat secangkir cokelat panas karena ia merasakan suasana malam yang lebih dingin daripada biasanya.

Kakinya melangkah pelan menuju dapur. Begitu sampai di dapur, Dara membuka almari atas yang memang cukup tinggi dan sulit untuk ia jangkau. Dara berjinjit untuk meraih toples coklat bubuk yang ada di sana. Namun baru saja tangannya menyentuh toples, kakinya yang berjinjit tergelincir dan Dara jatuh terduduk di lantai. 

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang