Part 33 - Kejadian

1.2K 35 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 33 - KEJADIAN

Dara meregangkan tubuhnya yang terasa remuk. Ia menoleh dan menatap jam di nakas. Ternyata sudah pukul setengah empat pagi. Ia baru bisa memejamkan mata pukul dua belas setelah Arya mengeksploitasi tubuhnya selama berjam-jam. Mata Dara kemudian beralih menatap Arya yang masih tertidur pulas dengan tangan yang bertengger di pinggangnya.

Dara kemudian menepuk pelan pipi Arya dan tak menunggu lama, Arya mengerjabkan matanya dan menatap Dara yang masih berada dalam pelukannya.

"Jam berapa sayang?"

Suara serak Arya yang memanggilnya sayang seketika membuat Dara merinding. Pipinya bersemu merah dan jantungnya berdetak sangat kencang karena ingatannya kembali ke beberapa jam yang lalu ketika ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Arya. Pipinya semakin memerah dan Arya yang menyadari itu malah semakin mengeratkan pelukan keduanya.

"Malu ya?"

Dara yang sadar bahwa Arya sedang mengejeknya seketika semakin malu. Ia menenggelamkan wajahnya ke dada sang suami, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya.

Melihat Dara yang malu sampai seperti ini malah membuat Arya tertawa. Dara terlihat sangat lucu dan cantik di saat yang bersamaan. Sedangkan Dara hanya mendesis malu.

"Mas!! Jangan ketawa ish!!"

"Istriku gemes banget."

Arya menangkup wajah Dara dan merendahkan tubuhnya agar ia bisa menatap wajah sang istri. Arya menatap Dara dengan lembut.

"Makasih ya."

Dara berdecak setelah mendengar ucapan Arya.

"Ck, dari kemarin kamu udah bilang makasih ke aku berkali-kali. Sampek bosen aku dengernya."

Gerutuan Dara hanya dibalas tawa pelan oleh Arya. Namun berbeda dengan Dara, melihat Arya yang tersenyum lebar malah membuat ekspresi kesalnya menguap. Ia menatap sang suami dengan tatapan sendu.

"Mas." panggil Dara lirih.

"Hmm?" jawab Arya sambil mengelus kepala Dara.

"Maaf ya."

Mendengar ucapan Dara, seketika usapan tangan Arya terhenti. Keningnya berkerut begitu mendengar permintaan maaf Dara.

"Untuk apa?"

"Maaf karena aku cuma bisa segini. Maaf juga kamu harus liat aku yang masih banyak bekas lukanya."

Tiba-tiba saja Dara merasa bersalah karena harus menyerahkan diri kepada Arya dalam keadaan tubuhnya yang masih penuh dengan bekas luka. Lagi-lagi Dara merasa malu karena Arya harus melihat tubuhnya yang penuh luka ini. Selain itu, Dara takut Arya kecewa dengannya.

"Kamu ngomong apasih? Aku sama sekali nggak kecewa sama kamu. Bagi aku kamu perempuan sempurna Dara, bekas luka itu adalah bukti kalau kamu itu kuat, bukti kalau kamu udah bertahan sejauh ini. Dan aku bangga, karena kalau kamu nggak bertahan sejauh ini, aku nggak akan bertemu dan menikah dengan kamu." jelas Arya.

Mendengar penjelasan Arya membuat air mata Dara menetes. Dara bergerak maju untuk memeluk tubuh Arya dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher sang suami. Menghirup aroma Arya yang bercampur dengan aroma vanilla miliknya.

Arya hanya diam dan membiarkan Dara memeluknya. Ia mengelus punggung Dara yang terbalut kaos oblong miliknya. Membiarkan pelukan keduanya semakin mengerat dan sesekali ia menunduk untuk mengecup pucuk kepala Dara.

0_0

Arya hanya menatap Dara yang sedang mondar-mandir di dapur menyiapkan sarapan mereka. Arya tersenyum kecil melihat Dara yang dengan cekatan memasak dan melakukan banyak hal dalam satu waktu. Dan begitu Dara selesai memasak dan duduk di sampingnya. Arya bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari Dara sedikitpun.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang