Part 27 - Minggu

1.2K 45 1
                                    

Selamat membaca:)

PART 27 - MINGGU

Hari libur seperti hari minggu seringkali dimanfaatkan oleh Dara dan juga Arya untuk menghabiskan waktu bersama. Biasanya jika hari libur, Dara pasti meminta Arya untuk memasak. Atau biasanya Dara mengajak Arya untuk berjalan-jalan pagi di sekitar komplek dan membeli sarapan dari luar. Dan Arya selalu menuruti apapun permintaan Dara. Apapun.

Pagi ini Dara tidak meminta apapun kepada Arya karena ia tau Arya cukup lelah akhir-akhir ini karena masalah yang ada di kantor. Maka dari itu setelah sarapan, Arya memilih untuk bersantai di ruang tengah bersama Dara. Keduanya duduk dan fokus menonton tayangan film di televisi.

Dara menyenderkan kepalanya dan menjadikan lengan Arya sebagai bantal. Sementara tangan kanannya meraih keripik kentang dan menyuapkannya ke mulutnya sendiri. Sesekali juga Dara menyuapi Arya dan diterima dengan baik oleh Arya.

"Mas"

"Hmmm"

"Nanti siang mau dimasakin apa?"

"Apa aja masakan kamu aku makan."

"Iihhh, kasih saran dong. Emangnya kamu lagi nggak pengen makan apa-apa?"

"Enggak."

"Beneran nggak ada?"

"Sini kamu aja yang aku makan."

Arya mendekatkan kepala Dara ke arahnya dan menggigit pipi Dara hingga Dara kelojotan meminta untuk dilepaskan.

"LWEPWASIIIINNNNNNN"

Dara meronta dari dekapan Arya. Tubuhnya menggeliat dan berusaha untuk melepaskan diri. Dan setelah beberapa saat, akhirnya Dara bisa lepas dari dekapan dan gigitan Arya. Dan begitu lepas Dara langsung naik ke pangkuan Arya, meraih pipi Arya dalam genggamannya dan balik menggigit pipi Arya.

"Ya Allah Dara!!" pekik Arya terkejut.

Setelahnya Dara melepas Arya dan turun dari pangkuan Arya. Ia menyeringai dan menatap Arya dengan senyum puas.

"Ya Allah kamu brutal banget." cicit Arya.

"Salah sendiri mancing-mancing kebrutalan aku." ujar Dara berkacak pinggang.

Arya menghela napas lalu menarik tangan Dara agar kembali duduk di pangkuannya. Dara hanya menurut dan duduk dengan tenang. Dara hanya diam ketika tangan Arya terangkat untuk mengelus pipinya.

"Agak merah nih." ujar Arya. Dara seketika mendelik.

"Ulah siapa!!" kesal Dara.

"Hehe."

Arya hanya nyengir dan tersenyum kaku. Ia kemudian meraup wajah Dara agar mendekatinya dan mengecup seluruh permukaan wajah Dara tanpa terkecuali. Dan Dara hanya diam dan membiarkan wajahnya penuh air liur bekas kecupan Arya. Arya mengecup mulai dari pipi Dara yang tadi ia gigit lalu merambat ke hidung lalu ke pipi yang satu. Lalu merambat ke kening Dara dan terakhir adalah bibir Dara yang Arya kecup berkali-kali hingga Dara yang merasa jengah pun menjauhkan dirinya.

"Udaaahhh." ujar Dara sambil berpegangan pada bahu Arya dan menjauhkan diri.

"Abisnya kamu gemes banget." ujar Arya sambil tersenyum.

Dara hanya terkekeh pelan. Ia kemudian meringsek maju dan memeluk Arya dengan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Arya. Dara pun menyenderkan kepalanya di dada Arya. Arya yang peka langsung mengelus punggung dan kepala Dara dengan lembut. Sesekali ia mencium rambut Dara yang beraroma vanilla.

Keduanya hanya diam dan menikmati posisi mereka yang masih berpelukan. Hingga Dara yang merasa nyaman mulai merasa mengantuk. Matanya mulai terpejam namun Dara membuka matanya kembali begitu mendengar Arya yang memanggilnya.

"Dara." panggil Arya.

"Hmmm?"

"Kemarin aku udah minta tolong sama Bima buat cari dokter kulit untuk kamu. Dan Alhamdulillah Bima udah dapet, beliau ternyata temen satu organisasi bunda dulu. Bima udah buat janji temu lusa sore. Kamu keberatan nggak kalau ketemu dokternya lusa?" ujar Arya lembut.

Dara kemudian mengernyitkan kening dan mendongak menatap Arya. Arya pun menunduk dan membalas tatapan Dara dengan lembut.

"Nggak papa kok mas, lebih cepat lebih baik." balas Dara sambil tersenyum.

Arya hanya balas tersenyum dan memeluk Dara dengan erat. Dara pun membalas pelukan sang suami dan semakin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Arya. Ia memejamkan mata menikmati kenyamanan yang diberikan oleh Arya. Hingga tanpa sadar kenyamanan itu membuat Dara mengantuk. Matanya perlahan memejam dan kesadarannya mulai menipis. Di tengah kesadarannya yang mulai menghilang, Dara bergumam lirih.

"Terimakasih mas Arya. Aku cinta sama kamu." gumam Dara.

Arya yang mendengar suara lirih Dara tidak menjawab apapun. Ia mengecup kening Dara dan memeluk Dara semakin erat. Tangannya masih setia mengelus rambut dan punggung Dara.

"Apapun untuk kamu Dar."

Selalu. Apapun untuk Dara.

0_0

Arya membaringkan tubuh Dara di kasur perlahan-lahan. Ia kemudian menyelimuti tubuh Dara dengan selimut tipis kesayangan Dara yang berwarna abu-abu. Arya kemudian membenarkan posisi Dara agar lebih nyaman.

Arya kemudian duduk di pinggir ranjang dan menatap wajah sang istri yang tidur dengan tenang. Arya menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya. Arya kemudian meraih tangan Dara untuk ia genggam. Arya mencium tangan Dara dengan mata memejam. Seolah genggaman tangannya dan kecupan pada punggung tangan Dara dapat menyampaikan betapa besar rasa cintanya untuk Dara.

Arya begitu mencintai Dara. Arya merasa sangat bersyukur bisa menjadi suami dari seorang Adara. Arya tidak ingin kehilangan Dara dan Arya hanya ingin Dara merasa bahagia sepanjang hidupnya. Dan untuk itu, Arya akan melakukan apapun untuk Dara. Apapun untuk Dara-nya.

TBC

Haloooo🙌🙌

Maaf yaaa ngaret banget updatenya, aku lagi masa-masa UAS dan masih banyak tugas proyek yang belum kelar jadi cuma bisa ngetik sebisanya. Sekali lagi maaf dan semoga temen-temen suka sama part ini✨🤍

Love,

Esteh
23 Juni 2023

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang