Part 35 - Keras Kepala

1.1K 45 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 35 - KERAS KEPALA

Semenjak pulang dari rumah sakit, Dara benar-benar tidak diperbolehkan melakukan apapun oleh Arya. Arya bahkan mengabaikan penolakan Dara untuk tinggal di rumah Adyatama dan tetap mengajak perempuan itu untuk tinggal di rumah Winda. Tujuan Arya adalah agar Dara benar-benar bisa beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan rumah. Bahkan Arya mengajukan surat izin sakit ke sekolah Dara selama satu minggu. Padahal Dara tidak sakit separah itu, namun reaksi Arya dan juga Winda seperti Dara terkena penyakit serius.

"Maasss"

"....."

"Boleh ya?"

"... "

"Mas, aku beneran nggak papa. Aku mau ke sekolah besok boleh kan? Istirahat selama tiga hari udah cukup kok buat aku." ujar Dara.

Arya hanya diam dan tidak menjawab ucapan Dara sedikitpun, pertanda bahwa keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Ia tetap membaca dokumen dengan tenang tanpa terganggu dengan rengekan Dara.

"Mas!! Kamu dengerin aku nggak sih?!" sungut Dara kesal.

Dara yang merasa diabaikan merasa kesal. Ia dengan segera naik ke pangkuan Arya dan memeluk erat sang suami. Sedangkan Arya terkesiap dengan gerakan tiba-tiba Dara, ia dengan segera memegang pinggang sang istri agar tidak jatuh.

"Dara!! Hati-hati!! Kalau kamu jatuh gimana!!" pekik Arya kaget.

"Nggak akan jatuh, kan ada kamu. Kamu nggak akan biarin aku jatuh." cicit Dara.

Arya hanya menghela napas pelan sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya dan membiarkan Dara duduk di pangkuannya.

"Mas besok aku ngajar ya." bujuk Dara.

"...."

"Beneran cuma ngajar doang. Abis itu aku langsung pulang."

".... "

"Aku nggak akan ngawasin latihan paskib lagi. Janji deh."

"...."

"Maasss kamu dengerin aku nggak sih."

Dara mencak-mencak kesal. Ia meraih kedua pipi Arya agar atensi Arya beralih padanya.

"Kamu dengerin aku nggak." sungut Dara kesal.

"Iyaaa dengeerr." jawab Arya lembut.

"Yaudahh, berarti boleh kan?"

"Enggak."

Bahu Dara seketika merosot.

"Aku beneran udah nggak papa mas, aku nggak sakit."

"Tetep enggak boleh sayang."

Setelahnya Arya mengecup bibir sang istri sekilas lalu kembali fokus kepada pekerjaannya. Membuat Dara mendengus malas. Ia tidak akan terbuai dengan kata sayang dan kecupan laki-laki itu.

"Pokoknya aku besok tetep berangkat ngajar. Kalau kamu nggak mau nganter yaudah aku minta anterin supir bunda aja." final Dara.

"Coba aja kalau berani." ujar Arya datar tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen ditangannya.

Mendengar ucapan sang suami membuat Dara langsung memeluk Arya dengan erat sampai Arya merasa sesak. Dara kesal sekali. Arya tau bahwa Dara tidak akan berani keluar rumah tanpa izin laki-laki itu dan perkataan Dara tadi hanyalah ancaman belaka. Dara masih ingat bahwa Arya ini adalah suaminya dan pergi keluar rumah tanpa izin Arya hanya akan menambah daftar dosa-dosanya, dan yang pasti Dara tidak akan lepas dari kemarahan Arya.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang