Selamat membaca:)
PART 26 - SEMPURNA
Arya baru sampai di rumah ketika jam menunjukkan pukul delapan malam. Ia memarkirkan mobil di garasi dan setelahnya segera masuk ke dalam rumah. Begitu membuka pintu utama dan mengucap salam, Arya disambut oleh Dara yang mendekat dan menyalimi tangannya seperti biasa. Dara kemudian mengambil alih tas kerja dari tangan Arya dan berlalu menuju kamar. Sedangkan Arya memilih untuk melepas jasnya dan mendudukkan diri di sofa ruang tengah.
Arya menyenderkan tubuhnya di sofa ruang tengah dan melepas dasi dari lehernya. Ia kemudian memijat pelipisnya yang terasa pening. Kepalanya serasa mau pecah karena terdapat beberapa masalah di kantor.
Lamunan Arya pecah karena ia mendapati eksistensi Dara yang mendudukkan diri disampingnya. Arya tersenyum menatap sang istri dan dibalas senyum juga oleh Dara.
"Mas mau teh? Atau kopi?" tanya Dara.
Arya hanya menggelengkan kepalanya pertanda menolak. Ia sedang tidak ingin apa-apa sekarang.
Melihat jawaban Arya, Dara hanya diam. Sebelumnya Arya sudah mengabari bahwa ia akan pulang malam karena ada beberapa hal yang harus dilakukan di kantor. Dara kira Arya lembur seperti biasa karena memang kantor sedang sibuk, tapi ketika melihat keadaan Arya yang pulang dalam kondisi lesu, Dara yakin ada sesuatu yang terjadi di kantor.
"Kamu kenapa mas?"
"Nggak papa." ujar Arya lirih.
"Bohong."
"Beneran Dar, aku nggak papa."
Dara kemudian terpaku. Arya mengubah cara bicaranya dengan menggunakan 'aku', bukan lagi menggunakan 'saya' seperti biasanya. Tapi Dara langsung mengembalikan fokusnya, ini bukan saatnya untuk terbawa suasana. Arya terlihat begitu lelah dan itu membuat Dara semakin yakin bahwa telah terjadi sesuatu di kantor.
"Kamu bisa cerita apapun sama aku mas." yakin Dara.
Arya hanya tersenyum.
"Aku mau peluk boleh?"
Dara tidak menjawab apa-apa dan hanya merentangkan kedua tangannya. Arya langsung meringsek ke pelukan sang istri. Tangannya melingkar di pinggang Dara. Arya menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Dara dan menghirup aroma Dara yang lembut dan menenangkan. Sedangkan Dara hanya diam dan membiarkan Arya memeluknya dengan erat.
"Di kantor lagi ada masalah ya?" tanya Dara dengan lembut.
"Hmm, semacam itu." gumam Arya.
"Nggak mau cerita?"
"Kamu tadi ngajarnya gimana?"
Dara menyadari bahwa Arya enggan membicarakan masalahnya dan berusaha mengalihkan pembicaraan. Dara hanya diam dan tidak menjawab apa-apa.
"Aku sedih kalau kamu nggak mau cerita sama aku. Aku jadi merasa kalau kamu nggak nganggep aku dan nggak butuh aku mas." ujar Dara dengan suara lirih.
Arya langsung melepaskan pelukan keduanya. Ia menatap Dara dengan kaget.
"Kenapa kamu ngomong begitu Dar? Siapa bilang aku nggak nganggep dan nggak butuh kamu?"
"Nggak ada yang bilang tapi sikap kamu yang kaya gini seolah nunjukin kalau kamu nggak nganggep aku dan nggak butuh aku."
Arya hendak membuka mulut tapi Dara mencegahnya.
"Dengerin aku mas. Aku itu istri kamu. Kamu boleh cerita apapun sama aku. Bagi beban kamu sama aku. Jangan ngadepin semuanya sendirian. Kita udah nikah, aku itu istri kamu dan kamu suami aku. Sudah seharusnya kita saling berbagi dan terbuka satu sama lain. Aku udah belajar terbuka sama kamu, dan aku harap kamu mau melakukan hal yang sama." jelas Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA & DARA [END]
Romance[END] Habis nikah cium tangan suami❌ Habis nikah tampar pipi suami✔️ ____________________ Saya terima nikah dan kawinnya Adara Utari Gita binti Hadinata dengan mas kawin tersebut tunai. Suara Arya yang mengucap ijab kabul dengan satu tarikan nafas b...