Part 23 - Perkara Bulan

1.3K 48 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 23 - PERKARA BULAN

Selepas menunaikan shalat isya, Dara dan Arya berbaring di ranjang dengan saling berpelukan. Dara berbaring dengan berbantalkan lengan Arya, ia terdiam dan menikmati elusan Arya pada kepalanya. Sesekali Arya mengecup kening Dara karena gemas dengan ekspresi Dara yang terlihat begitu polos.

"Mas." Panggil Dara.

"Hmmm."

"Kenapa bulan yang bulet penuh tuh namanya bulan purnama?" tanya Dara.

"Hah?"

"Jawab doonngg."

"Enggak. Tunggu dulu. Kamu kenapa tiba-tiba nanyain bulan?" tanya Arya heran.

"Emang nggak boleh?"

"Ya boleh. Tapi kan-"

"Yaudah jawab ajaaaaa."

Arya menghela napas. Ia menjauhkan tubuh agar bisa menatap mata Dara.

"Ya karena emang takdirnya begitu. Orang tuanya ngasih nama purnama." jawab Arya asal.

"Loh, dia punya orang tua?" tanya Dara.

"Punya lah."

"Aku kira yatim piatu." gumam Dara pelan.

"Punya orang tua dia, sodaraan sama bintang." ujar Arya melantur.

"Bintang?"

"Iya."

"Kalo bintang jatuh?"

"Kenapa?"

"Kenapa bintangnya bisa jatoh?" tanya Dara lagi.

"Ya karena udah nggak kuat terbang lagi."

"Emangnya bintang tuh terbang ya?"

"Iyaaa dia terbang, makanya bisa di atas langit."

"Ada sayapnya nggak?"

"Ada kayaknya." jawab Arya tak yakin.

"Sayapnya berapa ya?"

"17." Arya menjawab asal.

"Ih kaya sayapnya garudaaaa." gemas Dara.

"Ya biar sama."

"Kenapa harus sama?"

"Biar sama-sama dicintai rakyat Indonesia." ujar Arya semakin ngawur.

"Emang kalo rakyat Indonesia harus mencintai garuda?"

Arya tidak menjawab apapun dan menarik tubuh Dara mendekat agar tidak ada celah antara keduanya. Ia mendekap Dara semakin erat ke dalam pelukannya.

"AAAAAA ENGAAAPPP." teriak Dara.

Arya diam saja dan semakin memeluk Dara dengan erat. Membiarkan Dara kelojotan dalam pelukannya meminta untuk dilepaskan.

"Astaghfirullah mas Arya!!"

Dara sudah memberontak sekuat yang ia bisa, tapi pada akhirnya tenaganya kalah dengan tenaga sang suami. Ia memilih diam membiarkan tubuh keduanya menempel dan wajahnya tenggelam di ceruk leher Arya.

Arya yang tau bahwa Dara berhenti berontak sedikit melonggarkan pelukannya dan mencium bibir Dara dalam-dalam. Batinnya Ya Allah istri saya gemes banget

Dara terdiam dan membiarkan Arya menciumnya. Terhitung sejak menyatakan perasaannya kemarin, Arya memang menjadi lebih berani untuk melakukan skinship dengannya. Dara tidak masalah, meskipun masih gugup dan bingung, Dara meyakinkan diri bahwa Arya adalah suaminya dan Dara harus membiasakan diri dengan ini. Ini adalah hal lumrah yang terjadi antara pasangan suami istri.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang