Part 36 - Dadakan

1K 46 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 36 - DADAKAN

Setelah menjalani satu minggu penuh kebosanan, Dara sudah bisa berangkat ke sekolah seperti biasa. Untung saja Arya tidak marah terlalu lama pada waktu itu. Ia dan Arya juga segera kembali ke rumah mereka sebelum ia kembali mengajar.

Kejadian Arya yang marah pada Dara setelah Dara pingsan satu bulan yang lalu membuat Dara belajar untuk lebih mengerti mengenai perasaan sang suami. Arya juga belajar lebih terbuka kepada Dara untuk menghindari kesalahpahaman antara keduanya.

Setelah sarapan Dara segera membereskan tasnya dan berangkat ke sekolah bersama dengan Arya. Sengaja ia berangkat dengan sang suami karena nanti sore ia dan Arya akan ke rumah sakit. Keduanya telah membuat janji dengan dokter kulit yang menangani Dara. Dara juga sudah beberapa kali menjalani proses pengobatan. Prosesnya masih panjang memang, tapi Dara memilih untuk menikmati semua prosesnya pelan-pelan.

0_0

"Limit dikatakan ada kalau?" Dara bertanya kepada siswa di kelas 11 IPA 2 yang sedang diajarnya.

Alis Dara terangkat begitu mendapati suasana kelas yang hening.

"Jadi limit f(x) mendekati c dikatakan ada kalau limit f(x) mendekati c dari arah kanan dan kiri itu sama. Jadi kalau mau ngecek limit itu ada atau enggak, cek limit dari kanan dan kirinya. Kalau limit dari arah kanan dan kirinya nggak sama, berarti limitnya nggak ada. Contohnya, misal-"

Tok tok tok

Dara yang sedang menjelaskan materi menghentikan penjelasannya. Ia menoleh dan menatap salah satu siswa IPA 5 yang terlihat panik.

"Maaf bu mengganggu, tapi saya disuruh bu Yani buat panggil bu Dara. Melody sesak napas dan pingsan saat olahraga bu. Sekarang dia di UKS." jelas siswa tersebut.

Dara yang mendengar itu segera beralih menatap siswa di kelas dan menyuruh mereka belajar secara mandiri dan mencoba latihan soal yang ada di buku. Sementara Dara segera membereskan barang-barangnya dan berjalan cepat menuju UKS.

0_0

Dara mendudukkan dirinya di samping brankar yang ditempati oleh Melody setelah kembali dari ruang dokter. Dokter berkata bahwa Melody punya riwayat asma dan kegiatan olahraga yang berlebihan bisa membuat asma Melody kambuh. Namun Melody sudah ditangani dan sudah tidak sesak napas lagi. Dara menghembuskan napas lega begitu kondisi Melody membaik.

Dara sudah menghubungi Reza selaku ayah dari Melody dan sudah mengabarkan bahwa Melody berada di rumah sakit. Reza juga meminta maaf karena mungkin datang terlambat karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.

Dara melihat ponsel dan jam menunjukkan pukul tiga sore. Sebentar lagi Arya pasti akan datang untuk menjemputnya. Dara sudah mengabarkan pada Arya bahwa ia di rumah sakit dan sedang menjaga salah satu muridnya.

Dara mendongak begitu mendapati pergerakan dari Melody. Ia mendekati Melody dan mengelus rambut gadis tersebut.

"Bu Dara?" cicit Melody pelan.

"Iya ini bu Dara. Sudah enakan? Apa yang dirasain sekarang?"

"Haus bu. Tolong air." sahut Melody dengan suara serak.

Dara dengan sigap membantu Melody agar setengah duduk dan dapat minum dengan nyaman. Setelahnya ia duduk dan membiarkan Melody berbaring kembali.

"Melody tunggu sebentar ya. Ibu udah ngabarin ayah kamu. Tapi beliau lagi ada pekerjaan jadi kamu sama ibu dulu." ujar Dara lembut. Ia menatap Melody dengan senyum teduhnya.

ARYA & DARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang