Bacanya pelan-pelan ya
Selamat membaca:)PART 13 - MAMI
Dara mengedarkan pandangannya ke penjuru taman yang terletak di belakang rumah. Kakinya melangkah menuju kursi taman dan dengan tenang ia mendudukkan diri di sana.
Dara menunduk dan menatap ponselnya dalam diam. Perkataan Arya kemarin sedikit banyak mempengaruhi pandangannya. Arya menjelaskan dengan hati-hati kepada Dara untuk membuat Dara mengerti bahwa Tania pasti punya alasan mengapa menyembunyikan ini semua dan menggelar pernikahan tanpa persetujuan Dara. Dan alasan inilah yang tidak diketahui oleh Arya, sehingga Arya hanya bisa memberikan pengertian kepada Dara, agar Dara memberikan kesempatan kepada Tania untuk menjelaskan semuanya.
Jari Dara bergulir dan menekan kontak maminya. Belum sempat ia memencet ikon telpon, maminya sudah menelponnya lebih dulu. Dara menghela napas untuk mempersiapkan diri. Ia menggeser ikon hijau ke atas dan seketika suara Tania menyambutnya.
"Ya Allah Daraaa akhirnya kamu angkat telpon mami." lega Tania.
"Assalamualaikum mi." lirih Dara.
"Waalaikumsalam. Dara gimana kabarnya? Kamu baik-baik aja kan?" tanya Tania cemas.
"Dara baik-baik aja." jawab Dara lirih.
"Alhamdulillah kalau Dara baik. Mami takut kamu kenapa-napa karena kamu nggak mau angkat telpon mami dan bales wa mami sama sekali Dar."
"Maaf mi."
"Nggak papa. Harusnya mami yang minta maaf. Maafin mami ya."
Mata Dara memanas mendengar sang ibu meminta maaf padanya. Ini adalah pertama kalinya Tania meminta maaf padanya. Semenjak tinggal terpisah, hubungan antara keduanya semakin merenggang. Dara sudah terbiasa dengan hilangnya sosok ibu di hidupnya dan Tania yang sibuk dengan kehidupan barunya menjadi pemicu renggangnya hubungan mereka.
"Mami tau mami banyak salah sama kamu. Mami ngerti kalau kamu marah dan kecewa karena mami nyembunyiin semuanya. Tapi Mami sedih waktu kamu nggak mau bales wa mami, mami juga nggak berani ke rumah karena takut kamu malah makin marah sama mami." lirih Tania.
Dara hanya diam mendengarkan ucapan Tania.
"Dara, kamu mau dengerin penjelasan mami kan?"
Mendengar Dara yang hanya diam, Tania melanjutkan perkataannya. Ia tau Dara masih di sana untuk mendengarkannya. Tania menarik napas dan memantapkan hati.
"Dua belas tahun yang lalu kakek dan orang tua Arya datang ke rumah untuk membicarakan soal perjodohan kalian. Mami setuju tapi mami mau perjodohan kalian ditunda dan mami nggak mau kamu dan Arya tau tentang perjodohan itu, karena kalian masih baru masuk SMA. Kalian masih terlalu kecil dan mami pikir lebih baik kalian fokus sekolah dulu."
"Seiring berjalannya waktu, saat kamu mulai masuk kuliah, mami tau dari Winda kalau Arya sudah punya pasangan. Dan akhirnya mami minta perjodohan kalian dibatalkan, tapi keluarga Adyatama tetap menginginkan kamu menjadi istri Arya." jelas Tania.
Dara hanya terdiam dan membiarkan Tania melanjutkan perkataannya.
"Pada akhirnya dari keluarga Adyatama sudah tidak ada lagi pembicaraan mengenai perjodohan kalian. Karena Winda juga tidak mau memaksa Arya untuk menikahi kamu disaat Arya punya kekasih."
"Mami mau membicarakannya dengan kamu tapi kamu udah lebih dulu ngasih tau mami keinginan kamu untuk nggak menikah Dar. Mami takut kalau kamu nggak menikah kamu akan menua sendirian dan kesepian tanpa siapapun disamping kamu. Gimana kalau mami sama papamu nanti udah nggak ada Dara? Kamu nanti sama siapa?" ujar Tania dengan suara bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA & DARA [END]
Romance[END] Habis nikah cium tangan suami❌ Habis nikah tampar pipi suami✔️ ____________________ Saya terima nikah dan kawinnya Adara Utari Gita binti Hadinata dengan mas kawin tersebut tunai. Suara Arya yang mengucap ijab kabul dengan satu tarikan nafas b...