Selamat membaca:)
PART 12 - PERKARA GAS
Dara meregangkan tubuhnya begitu ia membuka mata. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, itu artinya ia sudah tertidur selama dua jam. Dara tersenyum karena merasa hari ini ia benar-benar bisa beristirahat. Setelah mengumpulkan kesadaran dan juga nyawanya, Dara beranjak untuk mandi dan mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat ashar. Setelahnya ia lanjut memasak untuk makan malam. Biasanya Arya pulang antara pukul empat sampai enam sore.
Dengan mood yang bagus Dara memasak tumis capcay dan juga udang goreng tepung. Ia memasak sambil sesekali bersenandung dan menggoyangkan lengan serta kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Mood nya sedari pagi membaik karena sesuai dengan janji Arya tadi malam, sarapan pagi ini Arya yang memasak dan Dara hanya kebagian mencuci piring saja. Masakan Arya sangat enak, Dara suka sekali. Arya tadi juga sempat bercerita bahwa semenjak dulu, Arya sering diajari, emm lebih tepatnya dipaksa memasak oleh bunda. Dan semua permintaan bunda tidak bisa Arya tolak, Arya terlampau menyayangi perempuan yang sudah melahirkannya tersebut.
Dara hanya menggeleng dan mengusir bayangan Arya dari pikiran dan melanjutkan acara masaknya. Namun di tengah kegiatannya, Dara harus mengganti gas elpiji karena gasnya telah habis. Dengan cekatan ia segera mengambil stock gas di dapur bagian belakang.
Ketika Dara baru akan memasang regulator pada gas yang baru, ia dikejutkan dengan Arya yang tiba-tiba datang dan menarik tangannya. Dara yang terkejut hanya menatap Arya kaget.
"Arya?"
"Kamu mau ngapain?" tanya Arya panik.
"Hah? Mau ganti gas." ujar Dara terbata.
Arya menghela napas dan setelahnya ia menarik Dara mundur. Arya menggulung lengan kemeja putih yang ia pakai sampai siku dan dengan cekatan menggantikan Dara untuk memasang regulator. Setelah selesai, ia berbalik dan menatap Dara dengan datar.
"Kamu nggak boleh pasang gas sendiri." titah Arya.
Alis Dara mengerut dan dengan segera ia bersedekap dada sambil menatap Arya. Apa-apaan orang ini, batinnya.
"Atas dasar apa?" tantang Dara.
"Bahaya." jawab Arya datar.
"Aku udah biasa." tegas Dara.
"Mulai sekarang biar saya aja yang pasang gas." ujar Arya tidak mau kalah.
"Nggak mau. Aku bisa sendiri." kekeuh Dara.
"Apa salahnya minta tolong sama saya?" kekeuh Arya.
"Nggak ada yang salah tapi aku bisa sendiri. Kalau aku nggak bisa, baru aku minta tolong sama kamu." ujar Dara tetap kekeuh.
"Mau kamu bisa atau nggak bisa, selalu minta tolong sama saya Dar."
"Aku bisa sendiri. Bahkan sebelum kita menikah pun, aku udah biasa ngelakuin ini. Nggak masalah buat aku."
"Tapi ini masalah buat saya." sela Arya cepat.
"Kamu apa-apaan sih?!" ujar Dara mulai tersulut emosi.
"Dara!"
"Apasih Ar?!"
"Kalau dikasih tau denger-dengeran!!"
"Nggak mau!!"
Astaga perempuan ini, batin Arya mengkesal. Tanpa aba-aba Arya menarik tangan Dara mendekat ke arahnya dam memeluk Dara dengan erat hingga membuat Dara merasa sesak. Setelahnya ia hanya diam ketika Dara memberontak minta dilepaskan.
"Arya?! Lepas!!"
Dara berusaha memberontak namun tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan Arya. Pada akhirnya Dara hanya diam dan membiarkan Arya memeluknya sedangkan tangannya ia biarkan menggantung di sisi tubuh tanpa membalas pelukan Arya. Ia masih kesal dengan laki-laki ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA & DARA [END]
Romance[END] Habis nikah cium tangan suami❌ Habis nikah tampar pipi suami✔️ ____________________ Saya terima nikah dan kawinnya Adara Utari Gita binti Hadinata dengan mas kawin tersebut tunai. Suara Arya yang mengucap ijab kabul dengan satu tarikan nafas b...