Extra Part : Pencarian (Bagian Pertama)

28 3 0
                                        

Setelah perjanjian yang mereka buat hari itu, Gamaliel dan Celine mulai membuka lembar baru. Pengakuan hari itu, membuat mereka mulai mencari tahu tentang hubungan antara mimpi yang terlihat selama ini. Dimulai dari awal mimpi yang mereka dapatkan masing-masing. Yang walaupun berbeda, tetapi memiliki hubungan yang sama. Pertemuan demi pertemuan pun tak terelakan untuk mencari tahu lebih banyak mengenai mimpi. Akan tetapi, mereka masih belum tahu pasti maksudnya.

"Apa mungkin ada hubungannya dengan pohon itu?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Celine membuat kebingungan Gamaliel seketika terhenti.

"Pohon flamboyan? Mungkin aja." Terdengar bunyi goresan pensil setelah suara Gamaliel yang agak kabur terdengar. "Apalagi di beberapa mimpi kita ada pohon itu, kan?"

Gadis yang telah terbalut oleh piama itu langsung mengangguk untuk membetulkan pernyataan Gamaliel.

"Celine, lo inget mimpi terakhir?" Tiba-tiba saja Gamaliel bertanya lagi. "Selain flamboyan."

Sejenak gadis itu terdiam dan kembali mengingat-ingat mimpi terakhir yang mana dia dan lelaki itu kembali dipertemukan dalam mimpi yang sama. Selain itu, mimpi itu jugalah yang terasa paling nyata. Bukan sensasi saja, tetapi entah mengapa pemandangan itu mengingatkannya akan suatu tempat. "Celine ingat. Tempat itu ... terlihat familiar .... Taman. Celine ingat jika itu di taman!"

"Sesuai apa yang gue inget. Celine, Minggu besok bisa temenin gue ke Taman Kota? Kemungkinan, taman dan pohon flamboyan itu ada hubungannya dengan mimpi kita-mungkin mereka adalah jawaban dari mimpi-mimpi itu."

><

Embusan udara pagi terasa lebih panas, seolah membawa udara kering dari musim kemarau yang baru saja hadir seminggu lalu. Akan tetapi, di tengah cuaca yang cukup kering, Celine tak akan mengeluh. Lagi pula, dia sudah berjanji untuk mengungkapkan maksud mimpi yang dilihatnya bersama Gamaliel sejak hari itu. Walaupun di samping itu, dia tetap ingin mengeluhkan udara kering dan cahaya matahari yang tak bersahabat, ditambah lingkungan depan kampusnya yang seolah mendukung keburukan cuaca.

Akan tetapi, suasana buruk itu mendadak sirna kala terdengar bunyi sepeda motor yang dikenalinya. Bunyi yang hanya sesaat, lalu berhenti dan menampilkan sebuah sepeda motor matic biru yang merupakan keluaran lama itu.

"Udah lama?" Gamaliel membuka kaca penutup helmnya, kemudian menyerahkan helm yang tergantung pada kapstok.

Celine menggelengkan kepala sembari menerima helm yang disodorkan oleh lelaki itu.

"Sendiri?"

"Iya. Meme sedang ada urusan." Bunyi klik terdengar setelah dia menjawab.

Melihat Celine yang telah bersiap, Gamaliel segera mempersilakannya untuk duduk di atas kursi penumpang. Ketika semua telah dirasa siap, sepeda motor pun melaju. Knalpot mengeluarkan suara yang tak terlalu bising. Bahkan walaupun lajunya semakin kencang, bunyi yang terdengar masih tetap sama.

Jalanan yang terlihat dihadiri beberapa orang membuatnya teringat dengan waktu pertama kali berjalan bersama teman-temannya. Untuk pertama kalinya, dia mencoba membebaskan diri dari rantai yang dibuatnya. Membuatnya merasakan lega, perasaan yang masih terbawa walau kini orang yang bersama serta tujuannya untuk pergi adalah mencari jawaban akan mimpi. Mimpinya dan juga mimpi lelaki familier yang baru diakuinya, Gamaliel, kakak tingkat yang kebetulan pernah menjadi rekan dalam acara pengenalan kampus.

Sepeda motor diberhentikan di depan parkiran kafe dekat alun-alun. Gamaliel segera melepaskan helmnya, begitupula dengan penumpang yang dibawanya. Kedua helm ditaruh di tempat yang berbeda, miliknya di kaca spion, sedangkan milik Celine digantungkan pada kapstok. Setelah itu, mereka segera pergi menuju ke tujuan mereka yang sebenarnya-pohon flamboyan tua di Taman. Dalam setiap langkah, lelaki itu terus memikirkan tentang pohon yang lama tak dikunjunginya itu. Apalagi saat berkunjung ke kafe, dia tak menyempatkan waktu untuk menengok pohon itu. Di samping karena tak ingin, juga karena tujuannya ke kafe hanyalah untuk membeli pesanan adiknya.

A Lovely Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang