11. Mengapa?

62 8 1
                                        

Sedari tadi, Celine masih saja memikirkan maksud mimpi absurdnya. Saking kepikirannya, ia sampai tidak menyentuh sarapannya, membuat Greg menatap heran. Apalagi, sarapan yang tersedia hari ini adalah menu kesukaannya.

"Celine," panggil Greg. "Zěnme le?"

Celine menggeleng.

"Kalau tidak ada, makan sarapanmu." Greg mengalihkan perhatiannya dan kembali memakan sarapannya.

"Shì," jawab Celine seraya memakan sarapannya.

Dia mengunyah nasi yang masuk ke dalam mulutnya dengan perlahan, seolah tak berselera. Atau mungkin memang dia tak berselera karena terlalu memikirkan gadis yang mampir sebentar di mimpinya? Entahlah. Akan tetapi, yang jelas, saat ini otaknya masih sibuk memikirkan gadis itu dan apa tujuannya hadir dalam mimpinya. Selain itu, ia juga ingin mempertanyakan rasa mengganjal dalam hatinya ketika melihat kehadiran si gadis. Rasa panas yang dia tak tahu apa maksudnya.

><

Setelah menghabiskan sarapannya, Celine langsung mencuci piringnya sembari terus memikirkan gadis berkacamata yang membuatnya sangat penasaran.

"Celine, kenapa ngelamun?" tanya Shani yang berada di sisi kanannya.

"Hanya kepikiran materi, Ma," jawab Celine bohong, lagipula mana mungkin ibunya itu akan mempercayai sosok yang menganggunya. Apalagi, sosok itu juga berasal dari mimpinya. Paling-paling Shani malah akan mengatakan jika sosok itu hanya wujud khayalan Celine dalam mimpi atau sesamanya.

"Astaga ... weekend begini bisa-bisanya kamu masih mikirin materi." Shani tak bisa menahan kekehannya. "Ngomong-ngomong, daripada mikirin materi, mending kamu santai-santai dulu aja, mumpung weekend. Apalagi weekend diciptakan buat santai, bukan buat kerja. Kalau kerja terus, bisa sakit kita."

Shani terkekeh lagi setelah mengatakannya. Tidak, itu bukan kekehan karena menertawakan hal yang lucu, Celine tahu itu. Celine menarik bibirnya sedikit sebelum menanggapi ucapan ibunya.

"Iya, Celine akan mencoba bersantai," ujarnya seraya menyelesaikan piring cucian terakhir.

"Oh iya, ngomong-ngomong, Celine di kelas baik-baik sajakah?" tanya Shani ketika Celine menaruh piring di tempatnya.

"Celine baik-baik saja, teman-teman baik," jawab Celine membuat Shani tersenyum lega. Setidaknya dia tak perlu terlalu khawatir dengan keadaan Celine yang terpisah kelas—bahkan gedung—dengan Melati.

"Syukurlah."

Mendengar gumaman ibunya, Celine tersenyum kecil. Setelah obrolan ringan itu, Celine langsung beranjak ke kamarnya. Sama seperti biasanya. Sebenarnya bisa saja ia pergi ke kosan Melati untuk sekedar mengobrol. Namun, entah mengapa dia tak melakukannya.

Apa karena ngerasa nggak enak? batin Shani yang masih memperhatikan anak gadisnya yang sudah masuk ke dalam kamarnya.

Sementara itu, Celine yang berada di kamar menghela napas lalu berjalan menuju kursi kamar. Duduk, lalu kembali memikirkan tentang gadis itu beserta pohon bunga merah yang dilihatnya dalam mimpi. Memikirkan korelasi antara keduanya. Mengapa harus bunga merah dan si gadis? Mengapa?

Celine memijat dahinya yang agak pusing. Sebenarnya yang membingungkan adalah mengapa dia harus peduli. Bukankah itu hanya mimpi? Mimpi itu hanya khayalan bukan?

Tapi, kenapa terasa seperti bukan mimpi? batin Celine tak mengerti.

Ting! Ting!

Celine mengalihkan perhatian pada telpon pintar yang berada di meja. Mengambilnya, dan memeriksa siapakah orang yang pagi-pagi begini mengirim pesan padanya.

"Meme?"

Celine langsung membaca pesan yang dikirimkan Melati. Dia tersenyum kecil, lalu mengetikkan balasan.


Yuk!

28 Maret 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28 Maret 2021

Karena ada beberapa bahasa yang gitu, maka saya akan memberikan KamuSimi, berikut daftar katanya :

1. Zěnme le? : kenapa?
2. Shì : iya

Haiii, saya up lagi, kangen ngga, kangen ngga?  /Ngarep.

Maapkeun kalau cuma sedikit, cuma ini yang bisa dipikirin sama otak, ehe. Oiya, ngomong-ngomong, Minggu depan saya bakal up lagi sih, udah ada draft-nya. Jadi, tungguin ya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Tapi kalau andai ngga up atau telat, maybe pas waktu itu draft-nya masih mentah atau saya lagi ada urusan.

Segitu aja, bye bye ....

A Lovely Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang