CHAP 3. ZEEDIEN

6.2K 172 0
                                    

VOTE, KOMEN DAN SHARE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE, KOMEN DAN SHARE

Tapi anehnya mobil yang di tumpangi nya macet di jalan yang sepi. Dia melihat kanan kiri, tidak ada satupun mobil ataupun motor yang berhenti bersama mereka.

"Pak, kenapa berhenti?"

"Maaf neng, kita gak bisa jalan soalnya di depan lagi ada tawuran, mereka sangat berbahaya neng."

Dan tanpa sengaja mata Dien melihat di depan. Ya. Benar saja disana banyak para murid-murid sekolah menegah atas yang sedang ribut. Bahkan ada yang menggunakan motor.

Dien merasa sedikit takut setelah supir itu mengatakan mereka sangat berbahaya. Tapi dengan keberanian kecil, Dien turun dari mobil taxi itu dan berjalan tegar ke arah keributan itu

"Neng, mau kemana neng. Mereka bahaya neng." Supir taxi itu membelok mobilnya meninggalkan Dien karena merasa sangat takut kena masalah dari anak muda jaman sekarang

"Heh kalian minggir bentar dong, aku mau lewat!" Ujar Dien

Semua mata mengarah kepada dirinya karena keberanian yang dia miliki menyuruh dua geng yang sangat di takuti di Jakarta untuk berhenti.

"Lo berani lawan kita?" Tanya salah satu anggota geng motor itu

"Ehh...bukannya gitu, maksud aku eh..eh..itu aku mau lewat boleh minggir bentar aja."

"Bangsat," ucap Zee-- ketua geng Destroy, salah satu geng yang lagi berselisih

Alan-- ketua geng Redfire tersenyum devil, karena saat ini dia memiliki rencana busuk di dalam pikirannya

"Lo ikut gue!" Ujar Alan, memegang tangan Dien

"Eee neng gelis, bos kami ganteng loh," ucap salah satu anggota geng Redfire yang sudah mengerti dengan pikiran Alan.

Zee yang mengetahui rencana busuk Alan, dia langsung menarik tangan Dien dan langsung menghajar Alan dengan menendang perutnya sampai dia terjunggal. Semua anggota Destroy juga langsung menghajar anggota Redfire

Dan acara pukul memukul pun terjadi kecuali Zee yang membawa pergi Dien menjauh dari keributan itu setelah beberapa kali memukul Alan.

Setelah agak jauh dari perkelahian, cowo itu menghentikan motornya tepat di pinggir jalan. Dien mengerutkan keningnya.

"Loh kok berhenti?, rumah aku masih jauh" kata Dien

"Turun!" Titah cowo itu.

"Hah."

"Turun!" Ujar cowok itu dengan nada suara tinggi. Dengan buru-buru Dien turun dari motor itu.

"Sekali lagi lo buat masalah, gue pastikan lo gak akan pernah lihat matahari lagi," kata Cowo itu dan pergi begitu saja

Seketika bulu kuduk Dien berdiri. Dia merasa merinding dengan ancaman pemuda itu. Dien akui dia memang tampan tapi dengan sikap yang sangat dingin seperti itu membuat Dien tidak ingin mendekatinya.

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang