Vote
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Komen
|
|
|
|
|
|
|
|
Share
|
|
|
|
|
|
|
|"Yah kok tiba-tiba sih bu?, kita kan belum belajar," kata si Dion ketua kelas. "Iya bu, aku juga belum belajar," kata murid lainnya. "Gak ada bantahan, sekarang kerjakan soal yang ada di depan kalian. 75 pilihan ganda dan 15 esai. Total semua soal 90. Waktu dua jam dimulai dari sekarang.'' Guru itu membagikan soal di depan masing-masing muridnya membuat semua bertiak histeris melihat soal-soal itu.
Dien buru-buru mencari pulpen di tasnya namun dia tidak menemukannya. Dia membongkar semua isi tasnya, membongkar kotak pensil, mencari-cari di bawah atas tengah buku tapi tetap saja dia tidak mendapatkannya. Bahkan satu pensil pun tidak ada. Dien mengingat semalam dia salah memasukkan kotak pensil. Dia menangkup pipinya merasa frustasi.
Zee yang melihat itu, menyodorkan satu pulpen walaupun dia hanya punya satu buah pulpen. Biasa anak brandal. "Trus buat kamu?" Tanya Dien karena Zee memberikan dia pulpen. Bukannya menjawab, Zee malah tertidur meletakkan kepala di lipatan tangannya. Dien memperhatikan wajah tampan Zee dengan mata yang terpejam lalu beralih melihat soal-soal yang sudah tersedia di beberapa lembar. Ini bukanlah soal yang susah untuk Dien.
Dien mengerjakan soal-soal itu dalam waktu satu setengah jam. Dia melihat Zee yang masih terus memejamkan matanya. Dia tidak menyadari kalau sedari tadi Zee terus memperhatikannya saat dia sangat fokus pada ulangannya. Dien menarik LKJ milik Zee yang masih kosong dan menyalin semua jawabannya ke kertas LKJ itu. Dia tidak mengetahui kalau Zee tersenyum tipis.
Bel istirahat pun telah berbunyi. Dua jam sudah berlalu. Semua murid menjerit. "Baiklah anak-anak, sekarang kumpulan jawabnya." Semua panik mondar mandir mencari-cari jawaban mereka yang masih kosong. "Tiga...." semua buru-buru menyalin jawabannya. "Dua...." semua makin panik. "Satu, siapa yang tidak langsung mengumpulkan maka dia tidak akan mendapatkan nilai apapun." Dengan terpaksa semua harus mengumpulkan lembar jawabannya walau masih kosong banyak.
Setelah guru itu sudah membawa semua lembar jawaban, semua penghuni kelas itu menangis menjerit kecuali Zee, Leo, Dien dan ketiga temannya.
"Makasih yah Dien, mungkin kalau lo gak ngasih tau Kami jawabannya pasti kami udah dapat telur busuk," kata Yobela.__________SAAT ULANGAN________________
Dien masih fokus menghitung dan memutar balikkan otaknya kepada rumus-rumus matematika. Sebenarnya dia tidak terlalu menghafal mati semua rumus karena dia memiliki prinsip
'menghafal mati rumus dapat membuat semua rumus hilang begitu saja'
"Picts....picts..." Dien menoleh kepada Dara yang memanggilnya. Dara memberikan isyarat tangan meminta jawaban dengan paduan puple eyes nya. Dara dan Dien sudah mengerti tentang isyarat tangan ata handlanguange saat duduk di kursi sekolah dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEDIEN [End]
Teen FictionHanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.