CHAP 18. ZEEDIEN

2.6K 83 1
                                    

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
 
                                                              ☆☆☆☆☆

"Gimana aku bisa makan?, papah aja gak mau makan bareng aku!" Ujar Zee dengan wajah memerah

Mendengar itu Ridwan menunduk karena kesalahannya sendiri.

"Papah lebih mentingin bisnis daripada aku," kata Zee dengan suara yang lemah

"Maafin papah Zee. Papah kerja hanya buat kamu Zee."

"Kerja buat aku?, Uang papah ada buat aku tapi papah sendiri gak ada buat aku. Papah pikir uang bisa buat kebahagiaan. Cukup pah, cukup. Cukup hanya mamah yang udah ninggalin aku," kata Zee dengan mata memanas

"Maafin papah Zee," kata Ridwan yang masih menunduk

Zee tidak menjawab perkataan Ridwan dan malah langsung pergi menaiki satu persatu anak tangga

Ini semua salah mamahnya yang tidak bertanggung jawab. Seharusnya dia bisa mengurus Zee dan bukan malah menikah lagi. Sial.

Ridwan menghembuskan nafas melihat kelakuan anaknya itu. Itu memang kesalahannya yang kurang waktu untuk Zee

Zee mengunci kamar dari dalam lalu membuka baju dan hanya menggunakan silent, dan celananya juga masih belum di buka. Itulah kebiasaan anak sekolah, malas mengganti pakaian. Setelah itu dia berbaring di atas kasur hitamnya. Sungguh hidupnya sangat kacau, dia kacau, berantakan dan hancur.

Zee merogoh saku celananya dan mengambil ponsel dari sana. Dia menekan nama Dien dan langsung menelponya. Walau masih beberapa jam tidak bertemu dengan Dien, Zee sudah sangat rindu kepada sang kekasih.

Selagi menunggu Dien mengangkat, Zee menyalakan rokok yang sudah ada di antara kedua bibirnya. Dan dalam hitungan detik, Dien sudah mengangkat video call dari Zee

'Halo, ada apa Zee?'

"Gue rindu. Lo kenapa lama mengangkat telpon gue?" Tanya Zee mengeluarkan asap dari mulutnya

'Aku habis mandi, maaf!'

'Zee kamu kenapa?'

"Gue gak papa," jawabnya

'Kamu udah makan?' Pertanyaan itu membuat hati Zee tersentuh. Dia bersyukur memiliki kekasih yang sangat peduli kepadanya

"Belum."

'Kok kamu belum makan sih Zee, kamu makan yah nanti kamu sakit loh,' kata Dien dengan muka yang sangat khawatir

"Gue gak lapar."

'Zee, se inggaknya kamu makan dua sendok nasi aja gak papa. Sekedar penahan biar kamu gak lapar,' jelasnya

"Gue akan datang ke rumah lo. Lo siap-siap temanin gue makan," kata Zee dan memutuskan sambungan secara sepihak.

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang