Part panjang, bacanya hati-hati aja
⚠awas baper!!!
"Jelas jelas ini lah yang paling cantik. Kalau gue dikasih milih yang mana gue pasti milih yang ini!"
"Yaudah pesan dong!"
"Mba!"
_______________________♡_______♡______________
Satu ruangan besar yang berada di sebuah bangunan pencakar langit yang menjulang tinggi sudah di hampir dipenuhi dengan orang-orang yang berkelas tinggi.
Di gedung ini akan diadakan pesta pernikahan salah satu sultan yang ada di Jakarta. Dia adalah keluarga Jesmanra yang akan menyelenggarakan resepsi pernikahan.
Ridwan sudah berdiri di atas panggung bersama dengan calon istri di sebelahnya dan kedua anaknya di sisi kanannya dan disisi kiri sang istri.
Zee sudah memakai setelan jas hitam yang menutupi sebagian kemeja biru dengan dasi kupu-kupu di lehernya. Begitu juga dengan Ridwan dan Bili, mereka memakai setelan baju yang sama.
Mutiara, Dara dan Yobela memasuki ruangan itu membuat semua pasang mata terkesima kepada mereka karena gaun yang mereka gunakan sangat perfect di badan masing-masing. Gaun itu sedikit mengikuti lekukan badan mereka yang ramping.
Mereka bertiga menaiki panggung dan menyalam keluarga pengantin. "Selamat menempuh hidup baru yah, om, tante. Aku doakan semoga keluarga om yang baru ini akan bahagia sampai selama-lamanya," kata Mutiara menyalam sang om dan tante barunya
"Makasih sayang," kata Ridwan mengelus kepala sang ponakan.
"Selamat Zee selamat Bili!" Mutiara beralih menyalam kedua sepupunya dan diikuti Dara dan Yobela.
Mata Zee terus teralihkan ke arah pintu. Dia menunggu sosok seseorang. Bukannya Dien yang datang, malah Samuel dan Cleo yang memasuki ruangan itu saling bergandeng tangan.
Mereka memakai baju yang senada. Ternyata gaun yang direbut Cleo dari Dara itu senada dengan setelan jas dan kemeja yang dipakai Samuel. Kalau tau begitu Dara tidak akan memberikan gaun itu kepada penggoda sialan itu. Meraka memberikan selamat kepada keluarga Zee dan setelah itu mereka duduk di meja yang sudah tersedia.
Hebat banget bukan? Cuman menggoda sudah dapat barang-barang mahal yang mungkin tidak dapat dibeli oleh ayahnya yang tidak diketahui asal usulnya. Sialan, bangsat, anjing.
'Zee ganteng banget, Sam aja bisa kalah,' batin gadis yang merangkul Samuel. Emang orang yang SASIMO tipenya gitu-gitu.
"Dia datang kok Zee, lo gak usah cariin!'' Goda Mutiara kepada Zee yang terus memperhatikan pintu
Sebuah mobil berhenti di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi. Gedung itu sudah diwarnai lampu-lampu yang menyala dari dalam.
Seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil itu bersama istrinya. Dan dari kursi penumpang juga turun gadis cantik yang menggunakan dress ungu dan sepatu dengan tumit yang tinggi. Dia kewalahan berjalan karena dressnya itu terlalu panjang dan tumit sepatunya sangat runcing membuat dia susah berjalan karena dia tidak biasa menggunakan sepatu berhak tinggi.
Satu tangannya menarik gaunnya itu supaya tidak menyentuh permukaan tanah dan satunya lagi memegang tasnya. Dia berlari kecil menghampiri papah dan mamanya yang berjarak sekitar tiga meter.
''Rangkul fujin sayang!'' Ujar pria paruh baya itu kepada Dien dan mereka melangkah memasuki gedung itu dengan gaya yang sangat berkarisma setelah gadis yang di sebelahnya merangkul tangannya.
Lagi, lagi Zee menghembuskan nafasnya lelah. Dia melihat tiga orang memasuki ruangan namun itu tidak membuat hatinya lega. Salah satu dari mereka tidaklah orang yang ditunggu tunggu oleh Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEDIEN [End]
JugendliteraturHanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.