CHAP 39. ZEEDIEN

1.5K 71 2
                                    

Halo Gues

Gimana hari ini?

Sory karena akhir-akhir ini aku gak up soalnya bentar lagi mau ujian kelulusan SPM jadi dalam satu minggu terakhir ini aku gak up

Kasih bomnotif dong di akun aku, terutama disini di part yang satu ini

♢♢♢*HAPPY READING*♢♢

Mereka berhenti karena empat meter di depan mereka ada geng Destroy dengan muka yang berbiru-biru. Itu mungkin akibat lebam semalam yang ditonjok oleh geng Redfire.

"El lo kenapa?" Dara berlari kecil kepada Samuel dan melihat luka di setiap rahangnya. Samuel mengelus kepala Dara. "Gue gak papa by, biasa anak cowok."

"Zee, kamu gak papa?" Zee menoleh kepada Dien yang sudah ada di dekatnya.

"Gue gak papa!" Ketusnya dan beralih lagi menatap kearah lain. Seperti ada yang mengganjal di hatinya sehingga dia tidak mau memberitahukan bahwa mereka abis tawuran. Masalah semalam, membuat dia introvent kepada Dien.

"Gue obatin yah, El!"

Mereka sudah duduk di kantin yang sudah sepi karena jam pelajaran sudah mulai. Dara mengobati sudut bibir Samuel dengan telaten dan dia juga meniupnya supaya tidak terlalu perih karena terkena alkohol pembersih luka.

Berbeda dengan Dara, Dien malah hanya duduk diam memperhatikan ketiga temannya yang sibuk mengobati anggota geng Destroy. Yobela mengobati Bili dan Mutiara mengobati Leo.

Awalnya, Dien sudah meminta untuk mengobati Zee. Tapi Zee lebih memilih untuk diobati sepupunya itu. Teman-temannya juga tidak mau diobati olehnya karena takut diterkam sama singa yang keluar dari kandangnya atau singa yang kelaparan.

Dien merasa dirinya diabaikan oleh Zee, Dien berdiri. "Aku ke kelas dulu yah," ucapnya berjalan dengan cepat keluar kantin itu. Dia tidak sanggup jika harus diabaikan Zee.

"Lo ada masalah sama dia?" Tanya Leo menoleh kepada Zee.

"Ngak."

"Sebaiknya lo selesaikan baik-baik. Perempuan itu suka baper karena hal kecil. Lo jangan pernah permainin cewe apalagi lo juga punya sepupuh cewe." Leo tidak menoleh kepada Mutiara dan malah berdiri lalu pergi meninggalkan kantin.

"Iya Zee, lo ada masalah sama Dien. Jangan sampe lo buat hatinya sakit. Abis lo ditangan gue," geram Mutiara meletakkan kapas yang dipegangnya.

Dien mengetuk pintu kelasnya. Disana guru sudah mulai menjelaskan dan menulis di papan tulis sambil satu tangannya dia buat dibelakangnya. Dan kacamata yang bertengger di batang hidungnya.

Tok.tok.tok.tok

Guru itu menoleh dan menurunkan sedikit kacamatanya  ke hidung lalu menunduk sedikit melihat siapa yang mengetok. "Dari mana kamu?"

"Ah, itu bu saya dari UKS karena kurang enak badan tadinya. Tapi sekarang udah baikan," alibi Dien menggarut tengkuknya yang tidak gatal.

"Yaudah masuk kamu!"

"Baik bu."

Penjelasanpun dimulai lagi oleh guru itu, Dien mengeluarkan alat tulis yang dibutuhkan dan buku baca fisika. Dia mulai mengamati guru menjelaskan tanpa memikirkan Zee sedikitpun.

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang