"Berarti sepupu lo itu iblis penggoda dong. Ok sekarang gue akan panggil dia sebagai iblis penggoda," kata Yobela mantap.
"Maksud kamu bilang dia penggoda kenapa?"
"Ya ampun Dien!!! Lo kalau bicara pakai bahasa lo - gue gitu aja. Daripada aku-kamu? Wah cupu banget!" Ujar Mutiara.
"Iya, waktu kita masih SD, lo bisa bicara pake lo - gue gitu." Dara mengingat masa mereka dulu saat Dien berbicara pakai lo gue bahasa gaul anak jaman sekarang.
"Tapi aku gak biasa bicara kayak gitu."
"Gak boleh, pokoknya lo harus bicara pake lo - gue titik!" Kekeuh Mutiara dengan menekan kata-katanya.
"Iya, iya biar ak--
"Gue." Koreksi Yobela.
"Biar gue coba," kata Dien dengan bagus. Dia seperti sudah biasa berbicara menggunakan kata itu. Tapi kenapa dia harus bicara dengan kata aku-kamu? Cupu banget anjir.
"Oke sekarang lo jelasin tentang gaun lo dan tentang penggoda itu."
"Jadi gini, waktu itu El datang ke rumah buat anter itu gaul sekalian ajak gue jalan-jalan. Gaunnya bagus banget, gue udah suka suka suka banget sama tuh gaun. Jadi pas gue mau ganti baju ke kamar, gue lupa bawa tuh gaun. Gue turun tuh abis ganti baju. Gue langsung lihat Cle--
"Iblis penggoda. " Koreksi Yobela.
"Iya, gue langsung lihat tuh iblis penggoda udah coba-coba gaun itu. Dia mutar - mutar di depan El. Jadi gue minta lagi tuh gaun, dia goda El supaya gaun itu dikasih sama dia.
Oke, sampai situ gue masih bisa terima. Yang buat gue muak sama El adalah, itu si iblis penggoda goda El lagi supaya dia yang pergi jalan-jalan sama El. Gue marah saat El mau mau aja gitu diajak. Parah banget kan?"
"Cerita lo gaje bener. Tapi karena gue pintar, gue ngerti. Gue pengen banget bunuh tuh si iblis penggoda. Waktu itu juga lo bilang dia pakai baju lo sepuasnya karena dia bisa goda nyokap lo. Dan sekarang, dia juga goda pacar lo. Gila bener tuh penggoda," Kesal Yobela.
"Tau tuh, ak--
"Gue!"
"Iya iya, gue jadi psikopath aja biar bisa bunuh si penggoda itu. Abis itu keesokan harinya ada berita yang bilang seorang psikopath berhasil membunuh para penggoda. Sekarang banyak istri yang memujinya karena dia sudah menyelamatkan suami orang dari penggoda siapa itu. Terkenal banget deh gue," kata Dien dengan mata berbinar.
"Gue setuju tuh, nanti gue bilang; itu sahabat gue tuh. Terus gue ikut terkenal deh." Mata Yobela juga berbinar membayangkan bagaimana dia terkenal di Jakarta.
"Gue gak nyangka lo alay Dien," kata Mutiara
"Gak papa lah sekali sekali."
Mereka bercerita panjang lebar sehingga berhenti di tengah-tengah koridor. Mereka tidak menyadari kalau jam pelajaran sudah dimulai.
"Heh kalian ngapain masih disitu?" Tanya seorang guru berkaca mata dengan konde besar di kepalanya sambil bersedekap dada.
Karena sadar guru itu berbicara kepada mereka, mereka berempat langsung berlari sebelum mereka menerima amukan dari harimau yang dipancing marah.
Guru itu menatap mereka dengan tatapan membunuh. Sungguh sangat ceroboh murid-muridnya itu.
><
°
---"Yaudah yuk, kita pergi aja! Keburu butik nya dipenuhi sama tante-tante," kata Mutiara tertawa kecil. Ketiga temannya juga terkekeh mendengar perkataan Mutiara.
"Eh masih enak toh kalau tante-tante, gimana lagi kalau yang penghuninya tante girang. Mondebel, lebih parah mana coba?" Tanya Yobela menaikkan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEDIEN [End]
Teen FictionHanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.