CHAP 21. ZEEDIEN

2.3K 70 0
                                    

Kecongkakan mendahului kehancuran,       Dan tinggi hati mendahului kejatuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecongkakan mendahului kehancuran,
      Dan tinggi hati mendahului kejatuhan.
 
                                                            ☆☆☆☆☆

"Lo yang kena. Truth Or Dare?" Tanya Yobela

"Ahhh lo mah curang," Kesal Mutiara

"Dia gak curang. Sekarang lo pilih Truth Or Dare, waktu memilih tiga detik," tegas Dara

"Kok pake wak---"

"Satu..., dua...., tiga....---"

"Iya iya gue pilih Truth,"

"Oke gue yang kasih pertanyaan. Pertanyaannya gebetan lo ada di kelas berapa?"

Astaga pertanyaan ini seperti menjebek Mutiara. Apalagi disana ada Alan yang sepertinya dia mendengar pertanyaan Dara. Kelihatan Alan penasaran dengan jawaban Mutiara. Anggota geng Destroy juga melihat ke arah meja mereka.

"Satu...,

"Yah lo kok pake waktu sih?"

"Dua...,

"Tiiiii--"

"XIipa1," jawabnya dengan cepat tanpa koma atau titik. Hal itu membuat Alan kecewa setelah mendengar jawaban Mutiara. Dia berdiri dan meninggalkan kantin.

"Wih Mutiara ngecrash sama anak unggulan gues. Pertahankan sist!" Ujar Dara menepuk bahu Mutiara

"Namanya siapa?" Tanya Yobela

"Pertanyaannya cuman satu. Gue udah jawab," kata Mutiara dengan tersenyum

"Oke nanti ini yang bakal gue pertanyakan," tegas Yobela

"Oke sekarang gue yang mutar pulpen nya." Mutiara memutar pulpennya dan berhenti menunjukkan kepada Dara

"Oke kasih pertanyaan!" Ujar Yobela

"Gak dulu. Kita kasih pertanyaannya kalau Dien juga kena," kata Mutiara membuat Dien membulatkan matanya.

"Oke. Kali ini gue yang mutar," kata Yobela memutar pulpen. Pulpen masih setia berputar di atas meja. Dien berdoa keras supaya pulpen gak menunjuk kepadanya.

Ah sial mungkin hari ini keberuntungan tidak berpihak kepada Dara. Buktinya pulpen itu menunjukkan kepadanya.

"Kalian berdua gue kasih Dare."

"Kok lo yang milih?" Protes Dara

"Iya. Aku gak mau Dare. Aku pilihannya truth aja," kata Dien membuka suara

"Gak boleh. Tadi lo maksa gue untuk jawab pertanyaan lo. Mana pake waktu pula," Kesal Mutiara melihat kepada Dara

"Yaudah, yaudah apa Darenya?" Kata Dara sudah pasrah

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang