CHAP 47. ZEEDIEN

2.2K 53 0
                                        

Dien menggeleng keras dengan pipi yang sepenuhnya sudah basah. "Kak Leo pasti sembuh, omah udah cari pengobatan terbaik. Kak Leo gak boleh ngomong gitu hiks...hisk...

×××

"Kita mau kemana sekarang?" Tanya Bili yang sudah naik di atas motornya.

"Kita kerumah Leo, dia sedang sakit," jawab Zee yang memasukkan hpnya kedalam saku celana sekolahnya.

"Gaskan kuy!" Mereka semua meleset meninggalkan area parkiran sekolah walau jam belajar masih berlangsung.

×××

Leo menarik Dien kedalam dekapannya. "Jangan sedih, lo tau kan gue gak bisa lihat lo sedih begini. Lo tau apapun rencana Tuhan itu akan menghasilkan hal yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi lo harus terima."

"Aku gak mau kak...hiks...hiks..., kak Leo gak boleh ninggalin kami...hiks...hiks. Kak Leo harus berusaha, kak Leo pasti bisa, kak Leo pasti sembuh...hiks...hiks.., setelah Kyla ninggalin kak Leo, malah kakak juga mau ninggalin aku. Aku gak mau, kak Leo harus sembuh, kak Leo harus janji sembuh hiks...hiks...hiks..."

"Gue gak yakin, tapi gue gak akan ninggalin lo."

"Kak Leo janji kan?"

"Iy--

"Apa yang kalian lakukan, ngapain lo peluk dia dengan keadaan lo kayak gini hah?" Tanya Samuel yang baru masuk dengan yang lain.

"Lo tega hianatin sahabat lo sendiri. Sahabat lo sendiri men!" Bili terlihat kecewa melihat pemandangan di depannya. Hal yang tidak diduga-duga terjadi seperti ini.

"Ini gak seperti yang kalian bayangin..." Dien langsung berdiri dan mendekat kepada mereka.

"Terus ini apa? Lo mau ngelak bagaimanapun tidak akan bisa ngebahas kenyataan yang sudah jelas jelas dilihat mata kami sendiri."

"Zee ini tidak seperti yang lo lihat. Aku bisa jelasin."

"Gue muak lihat perempuan murahan seperti lo. Gue muak!!!" Murka Zee. Dia tidak membayangkan Dien mengkhianatinya. Pantesan saja Dien tidak memaafkan Zee selama ini, ini toh alasannya.

"Ini bukan seperti yang lo semua bayangin," kata Leo yang turun dari atas tempat tidur dan mendekat kepada teman-temannya.

"KENAPA HARUS DIA SIALAN???" tanya Zee dengan nada suara tinggi tepat kepada Dien yang ada di depannya.

"Jangan pernah benarkah dia anjing!!!" Leo kembali membentak Zee.

"Lo kenapa belain dia?'' Tanya Jastin menunjukkan muka Leo

"Yah iyalah dibela, dia kan pacarnya. Lo kok mau yahh pacaran sama perempuan murahan kayak dia. Dan loh udah tahu kalau dia itu pacar sahabat loh sendiri tapi lom tega menikungnya. Ck gak nyangka gue." Riyan keluar duluan dari kamar itu dan diikuti yang lainnya.

"Zee aku mohon Zee, dengarkan penjelasan aku dulu!...Zee...Zee!!!" Dien berteriak memanggil nama Zee yang sudah pergi meninggalkannya.

"Sudah lo jangan sedih, nanti gue akan  jelasin semuanya sama dia kalau kita gak ada hubungan seperti yang mereka katakan. Kita itu hanya sekedar kakak adik yang saling menyayangi."

"Kak Leo, kenapa Zee gak percaya sama aku? Apa Zee gak benar-benar cinta sama aku hiks...hiks...?"

"Gue yakin Zee percaya kok sama lo. Tapi karena yang lain tidak percaya, dua juga gak percaya."

Satu minggu sudah berlalu sejak kejadian itu, Dien terus meminta maaf kepada Zee dan berusaha untuk menjelaskan bahwa apa yang mereka lihat itu tidak seperti yang mereka pikirkan. Semua yang mereka lihat itu salah.

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang